Pemko Medan Harus Menghindari ‘Budaya Nepotisme’

by -101 Views
Pemko Medan Harus Menghindari ‘Budaya Nepotisme’

Pengamat Kebijakan Publik Universitas Islam Sumatera Utara (UISU), Rafriandi Nasution SE MT, menyarankan Pemerintah Kota (Pemko) untuk menindak baliho-baliho Bacaleg dan Bacapres yang telah banyak dipasang di Kota Medan.

Baliho-baliho tersebut dipasang di pinggiran jalan dengan tata letak yang tidak sesuai aturan. Selain itu, pemasangan baliho-baliho ini diduga dilakukan secara gratis tanpa melalui biro perusahaan iklan.

Khususnya, baliho Ketua Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Kaesang Pangarep, yang banyak dipasang di trotoar jalanan Kota Medan. Kehadiran baliho ini merusak estetika kota.

Rafriandi menyatakan bahwa Pemko Medan harus menerapkan peraturan yang telah dikeluarkan, di mana sudah ada tempat yang ditentukan untuk pemasangan reklame, baik untuk iklan atau promosi usaha, bisnis, maupun kegiatan atau aktivitas partai politik.

“Hal ini perlu ditegaskan oleh Pemerintah Kota Medan agar citra Kota Medan tidak memberikan kesan adanya nepotisme atau keberpihakan untuk kepentingan individual dan kelompok,” kata Rafriandi.

Rafriandi juga menjelaskan bahwa adanya baliho putra bungsu Presiden Joko Widodo yang dipasang di beberapa titik jalan di Kota Medan menunjukkan adanya pembiaran dalam pengaturan tata letak.

“Jangan sampai terjadi diskriminasi dan pelanggaran terhadap prinsip keadilan dalam penegakan hukum terhadap keindahan kota. Pemerintah kota harus menegakkan peraturan yang berlaku,” ungkapnya.

Dia juga menekankan bahwa meskipun tidak ada respons dari masyarakat terkait dengan banyaknya baliho yang dipasang, hal ini tidak boleh dianggap sebagai dukungan publik terhadap baliho tersebut.

“Bukan berarti masyarakat setuju dengan adanya baliho tersebut hanya karena mereka diam. Karena sekarang masyarakat sudah memahami bahwa suara mereka tidak didengar oleh aparatur atau penguasa,” jelasnya.

Rafriandi berharap agar peraturan yang ada dapat ditegakkan sehingga Pemko Medan dapat terhindar dari isu budaya nepotisme.

“Pemerintah harus bersikap adil dengan menegakkan peraturan yang berlaku agar dapat mempertanggungjawabkan tindakan mereka. Jangan biarkan foto anak penguasa dipasang dimana-mana hanya karena hubungan keluarga, jangan biarkan ini menjadi wajah keberpihakan Pemko Medan pada budaya nepotisme,” tandasnya.

Seperti yang diketahui, baliho Ketua PSI, Kaesang Pangarep, telah banyak dipasang di trotoar jalanan Kota Medan dan merusak estetika kota.

Baliho ini terlihat dengan tulisan ‘Politik Santuy dan Santun’ dan gambar Ketua PSI Kaesang Pangerep. Ada juga baliho lain dengan tulisan ‘Politik Riang Gembira” yang memperlihatkan pose Kaesang Pangarep dengan tangan melingkar di atas kepala.