Kupang, NTT, deliknews- Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep melakukan kunjungan perdana ke Palau Karang Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur dan disambut meriah dengan tarian budaya Sumba.
Penyambutan Ketua Umum PSI beserta rombongan dari DPP dengan tarian budaya Sumba disaksikan oleh para Calon Anggota DPRD dari 22 Kabupaten/Kota, termasuk Calon Anggota Legislatif Provinsi dan pusat.
Setelah penyambutan tarian budaya Sumba, pemberian cendramata sebagai tanda ucapan terima kasih juga merupakan wujud dari kebersamaan sesama warga Indonesia yang berbudaya.
Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Kaesang Pangarep, melakukan safari politik ke NTT untuk memberikan para Calon Anggota DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota, dan RI strategi atau teknik politik melalui materi Bimtek yang diberikan oleh DPP.
Dalam kegiatan safari politik PSI NTT, Ketua Umum PSI, Kaesang Pangarep mengungkapkan bahwa politik itu harus santun, dan jika mau berpolitik jangan hanya berkunjung ke masyarakat saat suksesi politik, lalu pergi selama 5 tahun. Artinya, saat suksesi politik, kita datang berkunjung ke masyarakat. Namun setelah terpilih, jangan lupa untuk terus berkunjung ke masyarakat. Bahkan jika tidak terpilih untuk menduduki kursi, tetap harus berkunjung ke masyarakat.
Oleh karena itu, para Calon Anggota DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota, dan RI diminta secara tegas agar tidak hanya berkunjung ke masyarakat saat suksesi politik dalam sehari, lalu pergi selama 5 tahun,” tegas Ketua Umum PSI di Hotel Harper Kupang, Jumat (27/10/2023).
Kaesang Pangarep, putra Jokowidodo, juga menyatakan bahwa berpolitik haruslah bersaing sehat dan sewajarnya. Jangan melakukan politik uang, karena hal tersebut akan membawa beban utang. Uang bisa dipinjam dari bank, teman, atau menjual tanah, sehingga pikiran akan fokus pada bagaimana cara membalik modal. Dengan pemikiran tersebut, terjadilah korupsi uang negara.
Kaesang dengan tegas menyatakan bahwa para Calon Anggota DPRD diharapkan untuk tidak melakukan politik uang. Jika ada yang melakukan politik uang untuk mendapatkan masa, maka resikonya akan ditanggung sendiri. Tutup Kaesang. (Dami Atok)
