Sebagian masyarakat mengalami kesulitan dalam mengandalkan gaji untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hal ini disebabkan oleh kenaikan harga kebutuhan pokok dan juga tergerusnya gaji untuk membayar kredit.
Zulkifli, seorang pegawai negeri sipil (PNS), mengaku bahwa dia dan istrinya sudah setahun ini hidup sangat irit. Mereka berusaha untuk tidak mengeluarkan uang sama sekali, terutama untuk membayar kredit pemilikan rumah (KPR) yang mereka ambil setahun lalu. Setengah dari gabungan pendapatan mereka habis untuk KPR, sehingga sisa penghasilan digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Kondisi ini terkait dengan era suku bunga tinggi yang terjadi di Indonesia. Bank Indonesia menaikkan bunga acuan BI-7 day reverse repo rate sebesar 25 basis points menjadi 6% pada 19 Oktober 2023. Kenaikan suku bunga acuan ini berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi Indonesia. Ekonom senior, Chatib Basri, menjelaskan bahwa kenaikan suku bunga acuan akan membuat beban pengeluaran semakin tinggi di tengah pendapatan yang stagnan.
Implikasi dari beban suku bunga terhadap tabungan masyarakat juga terlihat dari melemahnya indeks keyakinan konsumen (IKK) pada September 2023. Terkait dengan hal ini, Fikri, seorang pegawai satuan pengamanan, mengakui bahwa ia terpaksa menggunakan sebagian tabungannya untuk membiayai kebutuhan hidup sehari-hari. Hal ini terutama terjadi di akhir bulan ketika gaji sudah hampir habis.
Fikri berupaya untuk tidak terus-menerus menggunakan tabungannya dengan memutuskan untuk mengambil kerja sambilan sebagai pengemudi ojek. Hal ini dilakukannya untuk menambah penghasilan demi memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
