Nelayan Papua Mampu Menghasilkan Rp15 Juta dari Desa Nelayan yang Modern

by -144 Views
Nelayan Papua Mampu Menghasilkan Rp15 Juta dari Desa Nelayan yang Modern

Kepala Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Trian Yunanda mengungkapkan bahwa sejak diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Kamis (23/11/2023), Kampung Nelayan Modern (Kalamo) di Desa Samber-Binyeri, Kabupaten Biak Numfor, Provinsi Papua, langsung memberikan hasil nyata untuk masyarakat nelayan di wilayah tersebut. Uji coba operasional Kalamo dilakukan 6 hari setelah peresmian, tepatnya pada 24 November 2024.

Ia menyatakan bahwa satu kapal nelayan yang beroperasi telah berhasil mendapatkan kurang lebih 40 kilogram (kg) tuna senilai Rp1,2 juta, dengan biaya produksi hanya Rp240.000.

Pada masa percobaan itu, katanya, armada yang berlayar hanya 2 orang, sehingga keuntungan Rp1,2 juta itu dibagi dua, sehingga per orangnya bisa mendapatkan kurang lebih Rp500.000. Jarak pelayaran saat masa percobaan sebelumnya itu juga hanya dilakukan sejauh 9 mil saja, dengan jam operasional yang hanya 6 jam, maka hasil Rp1,2 juta merupakan peningkatan hasil yang luar biasa.

Sebelumnya, Presiden Jokowi meminta agar para nelayan terus didampingi secara berkesinambungan agar usahanya bisa masuk rantai pasok nasional dan global.

Kalamo Desa Samber-Binyeri menjadi lokasi percontohan karena memiliki lokasi yang strategis. Berada di pesisir WPPNRI 717 yang berbatasan dengan Laut Pasifik, menjadikan desa ini sebagai penghasil tuna yang sangat potensial.

Program Kalamo merupakan upaya pemerintah untuk mengubah wajah kampung nelayan tradisional menjadi modern, lengkap dengan sejumlah fasilitas pengusahaan perikanan modern yang dapat meningkatkan produktivitas, kompetensi masyarakat, dan pertumbuhan ekonomi.

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menjelaskan, Desa Samber-Binyeri telah memenuhi syarat untuk dapat ditetapkan sebagai lokasi Kalamo. Yaitu lebih dari 80% masyarakatnya berprofesi sebagai nelayan, desa yang akan berpotensi untuk ditingkatkan produktivitasnya, pendapatan perikanan perkapita mencukupi kebutuhan primer, dan terdapat embrio pola manajemen usaha.

Dalam program Kalamo Desa Samber-Binyeri ini, KKP telah membangun berbagai infrastruktur dan fasilitas usaha, memberikan bantuan sarana dan prasarana penangkapan ikan, membangun koperasi produsen perikanan, serta memberikan pelatihan dan pendampingan usaha melalui social engineering agar semua fasilitas yang terbangun dapat dimanfaatkan secara maksimal dan berkelanjutan.

Untuk menambah keindahan kampung pesisir tersebut, KKP turut membangun gapura, memperbaiki jalanan, membangun talud dan gardu pandang. Tak jauh dari sana terdapat stasiun pengisian bahan bakar minyak yang pembangunannya mendapat rekomendasi dari KKP dan diintegrasikan dengan kampung nelayan modern.

Menurut Trenggono, pembangunan Kampung Nelayan Modern Desa Samber-Binyeri menggunakan anggaran Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan mensinergikan seluruh unit kerja eselon I. Program kampung nelayan modern pun akan dilakukan berkesinambungan ke desa-desa pesisir lain di Indonesia.

Program kampung nelayan modern ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup dan usaha yang mandiri dan berkelanjutan untuk mewujudkan masyarakat nelayan yang sejahtera. Ini juga bagian dari implementasi visi Bapak Presiden dalam mengentaskan kemiskinan khususnya kampung nelayan yang juga sebagai bagian dari pembangunan negara maritim.