Pasukan pertahanan Israel dilaporkan terus menggempur Jalur Gaza, dari utara hingga selatan pada hari Sabtu (9/12/2023) waktu setempat, membuat konflik Israel-Palestina semakin memanas. Sebuah resolusi perang Israel-Palestina di Dewan Keamanan PBB yang mayoritas menyerukan gencatan senjata, telah ditolak oleh Amerika Serikat dengan menggunakan hak veto.
Sejak gencatan senjata berakhir pekan lalu, Israel telah memperluas serangannya ke bagian selatan Jalur Gaza dengan meluncurkan penyerbuan kota selatan utama Khan Younis. Serangan ini juga disertai dengan peningkatan tensi pertempuran di utara Gaza.
Warga Khan Younis melaporkan bahwa pasukan Israel hari ini telah memerintahkan orang-orang keluar dari distrik lain di sebelah barat wilayah yang diserbu oleh Israel awal pekan ini, menunjukkan kemungkinan serangan lebih lanjut.
Sebagian besar dari total 2,3 juta penduduk Gaza telah dipaksa meninggalkan rumah mereka. Israel juga telah memblokir warga Gaza untuk melarikan diri ke arah utara-selatan, dan malah mendorong mereka menuju pantai Mediterania.
Korban tewas dan terluka terus bertambah. Rumah sakit Nasser dan rumah sakit lainnya melaporkan jumlah korban meningkat, dengan ribuan lainnya dinyatakan hilang dan diduga tewas.
Pertempuran di utara telah menjadi paling intens di beberapa bagian Kota Gaza dan permukiman di tepi utara, di mana ledakan besar dapat dilihat dari seberang pagar di Israel.
Konflik ini telah menimbulkan kekhawatiran yang mendalam, terutama bagi warga Gaza yang harus tinggal di tengah pertempuran dan tidak ada tempat yang aman untuk berlindung. Gaza terus menjadi saksi dari tragedi kemanusiaan yang tak kunjung berakhir.
