Hamas Mengindikasikan Kedamaian dengan Israel di Gaza

by -106 Views
Hamas Mengindikasikan Kedamaian dengan Israel di Gaza

Hamas memberikan sinyal damai kepada Israel di wilayah Gaza, Palestina. Kepala biro politik Hamas, Ismail Haniyeh, mengatakan kelompok milisi tersebut siap untuk berunding untuk mengakhiri perang.

Dalam pidatonya yang disiarkan televisi, ia mengungkapkan bahwa Hamas siap untuk berdialog dengan Israel. Ia berharap bahwa pembicaraan di masa depan dapat menciptakan “rumah Palestina”, baik di Tepi Barat maupun Jalur Gaza.

“Kami terbuka untuk mendiskusikan pengaturan atau inisiatif apa pun yang dapat mengakhiri agresi dan mengarah pada jalur politik yang menjamin hak rakyat Palestina atas negara merdeka mereka dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya,” ungkapnya dikutip RT, Kamis (14/12/2023).

Namun, Haniyeh juga memperingatkan bahwa upaya untuk mengecualikan Hamas dan kelompok bersenjata lainnya dari penyelesaian pasca perang akan menjadi ilusi. Menurutnya, faksi perlawanan harus dilibatkan dalam proses tersebut.

Israel melancarkan kampanye militernya di Gaza sebagai balasan atas serangan Hamas yang menembus tembok perbatasan pada 7 Oktober dan menyerbu pemukiman dan pangkalan militer di Israel selatan. Para pejabat Israel mengatakan lebih dari 1.200 orang tewas akibat serangan tersebut.

Meskipun alasan Israel adalah untuk mengeliminasi Hamas, serangan tersebut telah memicu kematian 18 ribu warga sipil Gaza dan memaksa ratusan ribu warga di wilayah kantong Palestina itu mengungsi.

Komentar Haniyeh muncul hanya satu hari setelah Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan bahwa negara Palestina tidak mungkin terwujud. Ia bahkan bersumpah untuk tidak mengulangi kesalahan Perjanjian Oslo, perjanjian perdamaian tahun 1993 yang menciptakan peta jalan bagi negara Palestina yang berdaulat.

Lebih dari 30 tahun kemudian, pasukan Israel terus menduduki Tepi Barat, yang diisi wilayah pemukiman Yahudi berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Di sisi lain, Pemerintah Israel mempertahankan blokade ketat di Jalur Gaza.

Amerika Serikat (AS), sebagai donor militer utama Israel, telah menyuarakan dukungannya untuk “jeda” singkat dalam pertempuran tersebut. Namun, AS terus menentang gencatan senjata yang lebih panjang, dengan alasan bahwa hal itu hanya akan membantu Hamas.