Daftar Perusahaan Besar yang Berencana Menggarap Jalan Tol Terpanjang di Indonesia

by -143 Views

Proyek tol terpanjang di Indonesia, yaitu jalan tol Gedebage – Tasikmalaya – Cilacap alias Getaci, dipastikan akan mengalami penundaan penyelesaian. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan lelang ulang terhadap proyek pembangunan jalan tol sepanjang 206,65 km ini karena para konglomerat dalam konsorsium tol tersebut mundur.

Proyek tol ini sebenarnya sudah memiliki pemenang konsorsium. Tol ini direncanakan akan menghubungkan wilayah Jawa Barat dengan Jawa Tengah dengan total panjang 206,65 km dan nilai investasi mencapai Rp56,20 triliun.

Beberapa konglomerat Indonesia sempat terlibat dalam proyek ini, dan hal tersebut terlihat dari daftar perusahaan atau grup usaha yang terlibat dalam proyek ini. Jalan Tol Gedebage – Tasikmalaya – Cilacap akan berlangsung selama 40 tahun terhitung sejak penerbitan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) yang dilaksanakan oleh PT Jasamarga Gedebage Cilacap (JGC).

Dalam konsorsium JGC, laporan PT Jasa Sarana tahun 2021 mencantumkan bahwa pemegang saham di antaranya adalah PT Jasa Marga: 32,5%, PT Daya Mulia Turangga: 13,38%, PT Gama Grup: 13,38%, PT Jasa Sarana: 0,75%, PT Waskita Karya: 20%, PT Pembangunan Perumahan: 10%, dan PT Wijaya Karya: 10%.

Perusahaan BUMN seperti Jasa Marga, PT PP, Waskita, dan Wijaya Karya adalah perwakilan dari BUMN. Dari sektor swasta, ada PT Daya Mulia Turangga-PT Sarana-PT Gama Group. Selain itu, Gama Group dimiliki oleh salah satu orang terkaya di Indonesia, yaitu pengusaha perkebunan sawit Martua Sitorus, yang kekayaannya mencapai US$ 3,1 miliar.

Sementara itu, ada juga nama Yusuf Hamka yang terlibat dalam proyek tersebut, yang merupakan pemilik perusahaan PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP), yang juga menjadi salah satu pemegang saham PT Jasa Sarana. Keberadaan konglomerat tol Yusuf Hamka di proyek tol Jawa Barat juga tergabung dalam PT Citra Marga Lintas Jabar, yang pemegang sahamnya PT Citra Marga Nusaphala Persada (Tbk): 80%, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk: 19,88%, PT Jasa Sarana: 1,26%.