Birgadir Jenderal TNI (Purn) Aloysius Benedictus Mboi

by -91 Views
Birgadir Jenderal TNI (Purn) Aloysius Benedictus Mboi

Ditulis ulang oleh: Prabowo Subianto [diambil dari Buku Kepemimpinan Militer 1: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto]

Dokter Ben Mboi, saya bertemu dengannya setelah beliau pensiun dari militer maupun sebagai gubernur Nusa Tenggara Timur. Di kalangan TNI, beliau terkenal sebagai seorang dokter militer yang turut serta dengan pasukan baret merah (RPKAD) yang diikutsertakan dalam operasi pembebasan Irian Barat. Saat itu, komandan kompi adalah Kapten Benny Moerdani yang kemudian menjabat sebagai Menhan dan Pangab pada tahun 1980-an. Pak Ben Mboi adalah dokter di kompi Pak Benny Moerdani yang turut serta dalam operasi di Merauke.

Dalam beberapa pertemuan saya dengan Pak Ben Mboi, beliau menceritakan beberapa kisah menarik, termasuk kisah saat mereka akan terjun di Irian Barat. Waktu itu, Panglima Komando Mandala yaitu Mayor Jenderal TNI Soeharto yang kemudian menjadi jenderal dan akhirnya menjadi Presiden Republik Indonesia, yang melepas mereka dari pesawat Hercules.

Pak Ben Mboi menceritakan bahwa saat itu, mereka, termasuk Pak Ben Mboi yang masih berpangkat Letnan Satu, diapelkan di samping Pesawat Hercules yang mesinnya sudah menyala. Di bawah desing mesin yang sangat bising, Pak Harto memberikan sambutan yang sangat singkat. Ia menyampaikan bahwa kemungkinan mereka tidak akan kembali lebih dari 50%, namun tidak satu pun anggota pasukan yang ragu-ragu atau keluar dari barisan. Menurut Pak Ben Mboi, jika Pak Harto memberi waktu lebih dari 5 menit, mungkin akan ada yang keluar barisan.

Ada cerita menarik lainnya yang ia sampaikan setelah pensiun dari jabatan gubernur. Saat itu, anak buahnya dan stafnya baru sadar bahwa Pak Ben Mboi tidak memiliki rumah. Mereka kemudian menggalang dana dan mendapat dukungan dari pemerintah daerah serta beberapa pengusaha lokal untuk membangun rumah Pak Ben Mboi. Faktanya, banyak prajurit di Indonesia yang mengabdikan seluruh karirnya untuk negara, namun pensiun tanpa memiliki rumah. Mereka menjalani karir tanpa korupsi atau mencari keuntungan pribadi, namun tidak mendapatkan imbalan yang layak.

Satu pelajaran yang saya terima dari Pak Ben Mboi adalah bahwa sebagai pemimpin, kita harus mencintai rakyat dan menggunakan akal sehat. Jika bisa melakukannya, kita akan berhasil dalam kepemimpinan. Dari situlah, saya memegang teguh filosofi “Love Your People, Use Your Common Sense” yang diajarkan oleh Pak Ben Mboi.

Source link