Jakarta, Waspada.co.id – Calon wakil presiden nomor urut 3 Mahfud MD menilai banyak perampasan tanah rakyat untuk kelapa sawit. Hal ini disampaikan dalam Debat Pilpres 2024 di Jakarta, Minggu (21/1).
Dia menjelaskan sebenarnya persoalan penyelesaian sumber daya alam dan energi selalu harus menyeluruh dari hulu ke hilir. Menurut dia, kuncinya adalah keterbukaan informasi agraria, termasuk kehutanan.
“Kehutanan memiliki persoalan dalam sidang-sidang tentang ini informasinya tertutup, siapa-siapa yang punya lahan ilegal di sana, ketika dibuat daftar tidak ada di dalam daftar, sementara ada masyarakat yang punya data saya tanyakan, baru ditunjukkan,” jelas Mahfud.
Jadi, menurut dia, penyelesaian persoalan ini tidak bisa menyeluruh. Pasalnya, kemudian atas nama keterbukaan informasi publik, mereka menyampaikan ini merupakan rahasia.
“Gak bisa dong, rahasia itu kan bukan yang tentang data perampasan tanah-tanah rakyat kasus-kasusnya di mana siapa yang menyerobot lahan sawit, itu kan data-datanya harus lengkap,” papar Mahfud.
Setelah diselidiki, menurut dia persoalan itu memang permainan buruk, sehingga selalu disembunyikan kalau orang tahu baru dikeluarkan satu per satu persoalannya.
Kekayaan Sumber Daya Alam
Indonesia kaya akan Sumber Daya Alam (SDA). Namun kekayaan tersebut belum dimaksimalkan untuk kesejahteraan masyarakatnya.
Calon Wakil Presiden nomor urut 3 Mahfud MD menyatakan sumber daya alam harus dikelola dan digunakan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Namun, menurut Mahfud, sumber daya alam yang kaya tidak dibarengi pangan yang berdaulat hingga adanya subsidi pupuk yang naik.
“Sumber daya alam kita sangat kaya, tapi pangan belum berdaulat, petani makin sedikit, lahan pertanian makin sedikit tapi subsidi pupuk makin besar, pasti ada yang salah,” ungkap Mahfud dalam menyampaikan visi-misi di pembukaan Debat Keempat Pilpres 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat, Minggu (21/1).
Adapun Mahfud menambahkan, laut kita berlimpah, udara kita meracuni paru-paru kita, kemudian investor masuk, namun industrialisasi terjadi lingkungan rusak, rakyat menderita. (wol/bloomberg/pel/d2)