Foundation for Indonesia’s Advancement: Our Nation’s Potential [Indonesia’s Prime Production]

by -68 Views
Foundation for Indonesia’s Advancement: Our Nation’s Potential [Indonesia’s Prime Production]

Oleh: Prabowo Subianto [dikutip dari “Strategi Transformasi Nasional: Menuju Indonesia Emas 2045,” halaman 147-148, edisi softcover ke-4]

Ketahanan pangan adalah masalah hidup-mati bagi setiap negara. Kita bisa bertahan tanpa gedung pencakar langit. Kita bisa bertahan tanpa mobil. Tetapi kita tidak bisa hidup tanpa makanan: tanpa beras, jagung, singkong, dan sebagainya.

Oleh karena itu, sebagai sebuah bangsa, kita harus melihat pangan secara strategis. Setiap orang yang berambisi memimpin negara ini harus melihat ketahanan pangan sebagai sesuatu yang sangat strategis. Saya selalu mendorong pemerintah, otoritas, partai politik yang berkuasa untuk fokus pada pengembangan sektor pertanian. Kita tidak boleh bergantung pada impor pangan, sehingga negara kita tidak harus bergantung pada siapapun. Jika kita bergantung pada impor, ketika nilai mata uang kita melemah, biaya impor barang menjadi sangat mahal, dan rakyat mungkin menjadi kelaparan.

Kita memiliki lahan yang luas, ekosistem, dan iklim yang sangat cocok untuk pertanian. Jelas, kita adalah negara tropis. Indonesia mencakup sepertiga zona tropis dunia. Kita adalah negara tropis terbesar kedua setelah Brasil, yang sedikit lebih besar dari kita.

Di daerah tropis, kita bisa panen tiga kali setahun. Di negara-negara beriklim sedang, di luar daerah tropis, mereka hanya bisa panen sekali karena ada enam bulan musim dingin. Inilah keunggulan kita.

Misalnya, sebuah pohon yang tumbuh di negara beriklim sedang butuh 25 tahun untuk cukup matang untuk dipanen. Beberapa bahkan butuh 27, 30 tahun. Di negara kita, hanya butuh 5 tahun. Jadi, keunggulan kita lima kali lipat dibandingkan dengan negara-negara di luar daerah tropis.

Sepanjang sejarah, bangsa lain datang kepada kita dan mengambil kekayaan kita. Apa yang mereka ambil? Mereka mengambil produk pertanian kita. Rempah-rempah, karet, teh, kopi, bukan?

Kita memiliki keunggulan yang tidak dimiliki oleh negara-negara lain. Kita harus memanfaatkan kekuatan-kekuatan ini. Ketahanan ekonomi dan kekuatan kita terletak secara luas di sektor pertanian. Pertanian, perikanan, kehutanan. Inilah sektor yang harus kita fokuskan untuk dikelola dengan teliti, hati-hati, komprehensif. Kita tidak boleh meninggalkannya sepenuhnya pada pasar.

Selain pertanian, kita juga memiliki potensi dalam sumber daya mineral. Saya pernah mendiskusikan potensi ini dengan Presiden Jokowi, yang mengatakan kepada saya: “Menteri Pertahanan, jika kita tidak mendaur ulang sumber daya kita (hilirisasi), kita tidak bisa menjadi negara maju. Kita tidak bisa menjadi negara makmur.”

Selain kekayaan mineral kita, kita juga kaya potensi dalam pertanian dan perikanan. Para ahli dari Kementerian Kelautan dan Perikanan memperkirakan bahwa kita dapat memproduksi secara berkelanjutan hingga 12 juta ton ikan setiap tahun. Berkat laut Indonesia yang luas, kita melihat potensi produksi akuakultur laut mencapai 50 juta ton setiap tahun.

Saat ini, konsumsi protein penduduk Indonesia adalah 62 gram per kapita per hari. Ini berarti bahwa dengan 280 juta penduduk Indonesia, dikalikan dengan 365 hari, negara kita membutuhkan 6,3 juta ton protein per tahun. Potensi dari sektor perikanan kita sendiri seharusnya sudah mencukupi kebutuhan ini.

Source link