Satyagraha: Our Guiding Principle for Action

by -86 Views
Satyagraha: Our Guiding Principle for Action

Oleh Prabowo Subianto, petikan dari “Strategi Transformasi Nasional: Menuju Indonesia Emas 2045,” halaman 230-234, edisi softcover keempat.

Saya meminta dukungan Anda—dukungan yang nyata, konkret.

Para investor besar, yang ingin menjajah tanah air kita, mengklaim bahwa Indonesia mudah untuk dimanipulasi; warganya dan pemimpinnya dapat dibeli.

Kita mendapati diri kita dalam situasi yang membutuhkan kewaspadaan. Kita tidak bisa bersikap acuh. Kita perlu waspada, mengingatkan satu sama lain, dan memberikan dukungan satu sama lain. Sebagai bangsa yang signifikan, sudah menjadi kewajiban kita untuk melindungi satu sama lain.

Mari bersatu. Persatuan sangat penting.

Mari buktikan bahwa rakyat Indonesia masih mengharapkan mimpi mulia, bahwa kita memiliki rasa martabat, dan bahwa kita tidak untuk dijual. Rakyat Indonesia menolak untuk dikuasai atau diperbudak. Kita bercita-cita menjadi orang yang memiliki kehormatan.

Kepada semua yang membaca buku ini:

Nyatakan yang benar sebagai benar, dan yang salah sebagai salah. Apakah wajar bahwa kekayaan kita terus mengalir keluar dan kita diharapkan untuk menurut? Apakah sudah takdir bahwa rakyat kita hanya melayani orang lain, hanya ada sebagai pasar, atau mendapatkan upah yang sedikit?

Jika Anda merasa situasi ini dapat dibenarkan, maka sikap apa yang kita ambil?

Namun, jika Anda menganggapnya tidak adil, dan percaya bahwa kita dapat mengubah dan melindungi kekayaan kita, maka satu-satunya jalan ke depan adalah untuk mencari solusi dan memimpin rakyat.

Memimpin dengan pengetahuan, dengan hati, dengan rekomendasi, dengan pendidikan, dan dengan komitmen terhadap bangsa kita.

Mari mengakar perjuangan kita dalam “satyagraha,” seperti yang ditunjukkan oleh Mahatma Gandhi di India, Martin Luther King di Amerika, dan Nelson Mandela di Afrika Selatan.

Satyagraha menandakan perjuangan tanpa kekerasan, tanpa henti, berdasarkan kebenaran—perjuangan yang merangkul serta menyatukan semua.

Percayalah bahwa kebenaran akan menang; kebenaran tidak bisa dikalahkan. Yang penting adalah keberanian kita, keuletan kita, dan kesiapan kita untuk berkorban.

Para pendiri bangsa kita—Bung Karno, Bung Hatta, Bung Syahrir, Pak Dirman, Gubernur Suryo, I Gusti Ngurah Rai, dan semua pahlawan—mengajarkan kepada kita bahwa jika kita tidak menyerah, jika kita berani dan teguh, kebenaran akhirnya akan menang. Kita harus siap menghadapi kesulitan dan penderitaan.

Apa pilihan kita? Menyerah dan mentaati setiap perintah, atau berdiri sebagai bangsa yang berharga, memahami dan membela hak-hak kita dan hak-hak rakyat kita?

Kita harus percaya pada kekuatan kita yang substansial. Sistem pertahanan kita, HANKAMRATA, atau pertahanan rakyat total, terbukti efektif melawan penjajah.

Kekuatan rakyat ini perlu diorganisir dengan hati-hati dan terus-menerus diperdalam. Ya, dari orang ke orang, bangun kekuatan ini. Mulailah dengan lima, kemudian sepuluh, dan seterusnya. Gelarlah diskusi. Bahaslah konten buku ini di rumah Anda. Rencanakan, dan nanti saya akan mengumumkan langkah-langkah kita.

Jelas, kita dihadapkan pada dua pilihan. Berdiri dengan martabat sebagai bangsa pejuang, atau tetap terjajah selamanya, sebagai bangsa pelayan, lemah, dapat dibeli, dapat disuap. Pilihan ada pada masing-masing dari kita.

Saya percaya kita dapat, kita harus melakukan transformasi yang signifikan untuk bangsa kita.

Mari buktikan bahwa di antara orang Indonesia, masih ada yang bermimpi. Mereka yang mencintai negaranya dan menginginkan Indonesia berdiri dengan martabat, dipimpin oleh pemimpin yang mulia, berdiri di atas kakinya sendiri. Martabat, kuat, adil, dan makmur. Ini adalah aspirasi bersama kita.

Bangun dan himpunkan dukungan dari orang-orang di sekitar Anda. Temui dan berikan pencerahan kepada keluarga, teman, tetangga Anda. Buat mereka sadar dan meyakinkan mereka. Jelaskan prinsip-prinsip dan fakta yang terkandung dalam buku ini. Dorong mereka, inspirasi mereka untuk aktif berpartisipasi dalam demokrasi kita.

Beritahukan kepada rakyat bahwa bangsa kita tidak miskin. Ceritakan kepada mereka bahwa ada solusi untuk masalah-masalah bangsa kita. Beritahukan kepada mereka bahwa buku ini berisi keyakinan dan pemahaman tentang cara mengelola ekonomi.

Dalam perjuangan Anda, jangan pernah merendahkan atau mencela orang lain. Sebaliknya, percayalah pada diri kita sendiri dan selalu pandu orang-orang. Katakan kepada mereka bahwa yang benar adalah benar, dan pada akhirnya, kebenaran akan menang.

Ingatlah, semakin berpengetahuan kita, semakin kuat kita menjadi. Semakin merendah diri kita, semakin kita menurunkan hati kita—bukan dalam keraguan diri tapi dalam kerendahan hati. Semakin kita difitnah, semakin sopan kita. Semakin kita dijelek-jelekan, semakin tegak kita berdiri.

Tidak perlu membalas kebencian dengan kebencian. Tidak ada waktu untuk kebencian. Biarkan orang jahat dihakimi oleh kekuatan yang lebih besar dari kita semua, kekuatan di atas.

Mari percaya pada kekuatan di bawah, kekuatan rakyat Indonesia, yang selalu mendukung apa yang benar.

Saudara-saudara, bangsa kita bukanlah bangsa bodoh. Mereka berpikir dengan hati mereka. Mereka akan selalu mendukung kita, asalkan kita terus meningkatkan diri, menguatkan akar kita di tengah rakyat, selalu menjadi sumber kebenaran, selalu mempertahankan kebenaran, selalu memberikan solusi untuk masalah rakyat, dan tidak pernah menjadi sumber kerusakan.

Kita tidak boleh diam ketika menyaksikan kebohongan dan ketidakadilan. Dan ketika kita melihat penindasan terhadap yang kurang beruntung, kita tidak boleh diam. Kita tidak boleh takut untuk membela yang lemah dan terpinggirkan.

Juga, kita tidak boleh berjuang hanya untuk posisi kekuasaan. Posisi otoritas harus didapatkan dengan martabat, secara sah, konstitusional, demokratis, oleh orang-orang yang sungguh-sungguh menyayangi bangsa.

Source link