Enabling Key Goals: Halting Resource Outflow and Amplifying Domestic Production

by -72 Views
Enabling Key Goals: Halting Resource Outflow and Amplifying Domestic Production

Oleh: Prabowo Subianto [dikutip dari buku “Strategi Transformasi Nasional: Menuju Indonesia Emas 2045,” halaman 207-209, edisi softcover ke-4]

Nasib bangsa kita berada di tangan kita sendiri. Jika kita tidak mengambil langkah-langkah berani untuk memperbaiki situasi kita, keadaan negara kita hanya akan semakin buruk. Oleh karena itu, dalam buku ini, saya menyoroti tanggung jawab kolektif kita.

Pertama-tama, kita harus menjaga kekayaan nasional. Kita perlu menghentikan aliran kekayaan nasional ke luar negeri agar kita memiliki dana untuk membangun pabrik dan meningkatkan produksi nasional. Jika kita membiarkan kekayaan kita terus mengalir keluar, akhirnya kita akan kehabisan sumber daya untuk memperbaiki apapun.

Kita seharusnya memiliki pabrik mobil Indonesia sendiri. Dengan cadangan nikel terbesar di dunia, mengapa tidak memproduksi mobil listrik? Orang Indonesia membeli sejuta mobil setiap tahun. Bukankah sudah saatnya beberapa di antaranya dibuat di Indonesia?

Kita juga membutuhkan pabrik sepeda motor Indonesia, industri pesawat terbang sendiri, dan memperkuat PTDI (Aerospace Indonesia). Produksi kereta api kita harus diperkuat, begitu juga dengan industri pembuatan kapal kita. Dengan mempromosikan produksi dalam negeri, pemuda Indonesia akan mendapatkan kesempatan kerja yang layak dan terhormat. Kita tidak ingin anak-anak kita menjadi buruh selamanya.

Ini adalah inti dari strategi ekonomi yang disajikan dalam buku ini: Meningkatkan produksi nasional dan produktivitas. Produksi nasional berarti barang-barang untuk pasar Indonesia dibuat oleh orang Indonesia, di Indonesia, menggunakan bahan baku Indonesia. Jika pasar lain ingin membeli, itu hanya bonus. Saya juga ingin kita mengekspor barang-barang buatan Indonesia ke luar negeri.

Jika produksi kita kuat, jika kita meminimalkan impor dan menciptakan barang-barang yang bernilai ekonomi, terutama dalam makanan, pakaian, kebutuhan pokok, dan energi, itu nilai yang sesungguhnya, bukan? Mata uang kita akan secara alami menguat. Orang akan mencari dan membeli rupiah. Kekuatan mata uang mencerminkan produktivitas sebuah negara. Jika produktivitas kita solid, mata uang kita akan stabil.

Melihat periode dari 2003-2013, mata uang kita relatif stabil selama satu dekade. Mengapa? Karena ekspor kita kuat. Namun, ekspor tersebut bergantung pada bahan baku dan komoditas. Sayangnya, selama sepuluh tahun menguntungkan tersebut, kita tidak beralih untuk memperkuat produksi atau menambah nilai melalui pengolahan.

Namun, saya tetap sangat optimis. Kita memiliki kekuatan mendasar dan kemampuan inheren. Kita hanya butuh manajemen cepat dan cerdas. Indonesia telah menyia-nyiakan terlalu banyak kesempatan. Dengan strategi nasional yang tepat, saya yakin Indonesia bisa membangun kekuatan industri yang dihormati. Kita akan memiliki produk industri yang dihormati. Dan pada akhirnya, rupiah kita akan kuat.

Source link