Pemerintah Indonesia berencana untuk menambah impor dari Amerika Serikat (AS) sebesar US$ 18-19 miliar sebagai bagian dari strategi negosiasi dengan AS yang memberlakukan tarif perdagangan sebesar 32% terhadap Indonesia. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan bahwa langkah ini bertujuan untuk merespons permintaan AS agar defisit neraca perdagangan dengan Indonesia dapat diseimbangkan yang saat ini mencapai US$ 18 miliar.
Airlangga menegaskan bahwa Pemerintah Indonesia telah menyiapkan komoditas tertentu sebagai target impor dari AS, namun rincian lebih lanjut akan diumumkan dalam negosiasi dengan pemerintah AS di Washington DC pada 16-23 April 2025. Secara umum, komoditas impor Indonesia dari AS meliputi barang-barang pertanian seperti gandum dan kedelai. Meskipun demikian, Airlangga menekankan bahwa pembelian barang dari AS akan disesuaikan dengan kebutuhan negara, meskipun belum tentu sebagai barang impor.
Langkah ini diharapkan dapat menjadi solusi untuk menjawab isu terkait tarif perdagangan AS terhadap Indonesia serta membawa manfaat bagi kedua belah pihak. Hal ini juga menjadi bagian dari upaya Indonesia untuk menjaga stabilitas perdagangan dengan AS dan memperkuat hubungan ekonomi antara kedua negara.