Rencana Rusia untuk membuka pangkalan Angkatan Udara di Papua telah menarik perhatian media asing, termasuk Newsweek dari Amerika Serikat. Menurut laporan yang berjudul ‘Russia Eyes Pacific Air Base on Doorstep of US Ally: Report’, dipublikasikan pada Rabu, media pertahanan Janes mengutip sumber di Indonesia yang mengungkapkan rencana untuk menempatkan pesawat Angkatan Udara Rusia di Biak, Papua. Terdapat permintaan untuk menempatkan pesawat pembom Rusia di pangkalan tersebut, yang mampu membawa rudal jelajah yang dipersenjatai dengan hulu ledak nuklir.
Pemerintah Indonesia memberikan tanggapan terhadap laporan ini setelah pertemuan antara Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin dengan Sekretaris Dewan Keamanan Federasi Rusia Sergei Shoigu pada Februari 2025. Hal ini mendapat perhatian Australia, yang dikaitkan dengan posisi Amerika Serikat sebagai sekutu utama, karena jaraknya yang dekat dengan Papua. Meskipun demikian, Menteri Pertahanan Indonesia Sjafrie Sjamsoeddin menyatakan bahwa belum ada permintaan resmi dari Rusia untuk mengakses pangkalan udara di Biak.
Australian Strategic Policy Institute menyoroti kepentingan Canberra untuk merespons tegas jika Rusia benar-benar menempatkan pesawatnya di Biak. Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia memberikan klarifikasi bahwa hingga saat ini tidak ada izin yang diberikan kepada negara asing untuk membuka pangkalan militer di wilayah Indonesia. Namun, Indonesia tetap membuka diri terhadap kunjungan armada asing dalam misi damai untuk menciptakan perdamaian dunia.