Pemerintah mengumumkan stok cadangan beras yang ada di gudang Perum Bulog saat ini mencapai 3.502.895 ton per hari Minggu (4/5/20250 pukul 13.16 WIB). Menurut Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman, stok tersebut merupakan level tertinggi dalam 57 tahun terakhir. Namun, meskipun stok beras terbilang melimpah, harga beras di Indonesia masih belum sepenuhnya aman. Hal ini diungkapkan oleh Plt. Deputi II Kepala Staf Kepresidenan Bidang Perekonomian dan Pangan Kantor Staf Presiden (KSP) Edy Priyono. Menurut Edy, harga komoditas seperti beras medium, bawang putih, Minyakita, cabai rawit merah, dan daging ayam ras masih masuk dalam kategori tidak aman. Edy juga menjelaskan disparitas harga antar daerah untuk berbagai komoditas tersebut. Dinamika harga tersebut, menurut Edy, perlu diperhatikan oleh pemerintah pusat dan daerah. Pemerintah perlu memastikan bahwa harga tetap terjangkau bagi konsumen namun juga memberikan keuntungan yang layak bagi produsen lokal. Diskusi dan koordinasi antara pemerintah pusat, daerah, Bulog, dan Badan Pangan Nasional sangat diperlukan untuk mencapai keseimbangan harga yang tepat. Upaya penyaluran beras SPHP secara terbatas juga diusulkan untuk daerah-daerah dengan harga beras yang masih tinggi, seperti di Jayawijaya. Pencapaian stok cadangan beras yang tinggi ini merupakan tonggak penting dalam sejarah ketahanan pangan nasional, menurut Mentan Amran Sulaiman. Stok tersebut bahkan melebihi stok pada masa pemerintahan Presiden Soeharto. Lonjakan stok beras tersebut telah mencatatkan rekor tertinggi sepanjang sejarah dalam waktu empat bulan tanpa impor. Adanya peningkatan stok beras ini menunjukkan keberhasilan kerja keras petani dan kebijakan pemerintah yang tepat sasaran.
Stok Beras RI Tertinggi dalam 57 Tahun: Harga Tak Aman?
