Nissan, produsen mobil Jepang yang sedang mengalami masa-masa sulit, kemungkinan akan menjual kantor pusat globalnya sebagai bagian dari upaya untuk memangkas biaya dan bertahan hidup. Pada tahun 2009, Nissan pindah markas dari Tokyo ke Yokohama setelah dua tahun pembangunan. Namun, sekarang, laporan dari Nikkei Asia menyebutkan bahwa kantor pusat tersebut akan dijual pada akhir Maret 2026.
Meskipun CEO baru Nissan, Ivan Espinosa, telah mengumumkan rencana penjualan aset tanpa secara langsung menyebutkan kompleks kantor tersebut, beberapa sumber seperti NHK juga mengklaim bahwa gedung tersebut akan dijual. Meskipun demikian, Nissan mungkin akan tetap menggunakan fasilitas tersebut dengan menyewanya dari pemilik baru.
Penjualan kantor pusat ini merupakan bagian dari serangkaian langkah pemangkasan biaya oleh Nissan, terutama setelah mengalami kerugian sebesar $4,5 miliar tahun lalu. Perusahaan juga mengumumkan penutupan tujuh pabrik, termasuk dua di dalam negeri, dan pemotongan ribuan pekerjaan dalam beberapa tahun mendatang. Selain itu, Nissan juga akan menghentikan pengembangan beberapa model mobil dan mengurangi kompleksitas suku cadangnya.
Dalam upaya untuk bertahan, Nissan juga mencari kemitraan dengan Mitsubishi untuk mempercepat pengembangan produk baru dan mungkin mengizinkan mitranya dari Cina, Dongfeng, untuk menggunakan pabrik yang tidak terpakai. Langkah-langkah ini diambil Nissan untuk mengatasi situasi keuangan yang serius dan membuat perusahaan mampu berdiri sendiri setelah merger yang gagal dengan Honda.