Antariksa telah lama menjadi medan persaingan antara negara-negara di dunia. Kompetisi untuk menguasai kehampaan luar angkasa telah menjadi sorotan sejak Perang Dunia hingga Perang Dingin. Perlombaan ini tidak hanya menampilkan kekuatan militer dan teknologi, tetapi juga menyoroti kemandirian antariksa.
Dimulai dari keberhasilan Uni Soviet mengirim manusia pertama ke luar angkasa, hingga Amerika Serikat mendaratkan astronaut di bulan, persaingan antariksa telah menjadi bagian sejarah yang mengesankan. Namun, meskipun telah berlalu beberapa dekade sejak pendaratan terakhir di bulan, upaya manusia untuk mengeksplorasi luar angkasa masih belum berakhir.
Dalam era ini, teknologi telah memungkinkan penelitian dan eksplorasi antariksa lebih lanjut. Dengan drone dan satelit, kita dapat mempelajari planet di tata surya kita dengan lebih intens. Kontinuitas eksplorasi ini menunjukkan betapa pentingnya kemandirian antariksa dalam perkembangan teknologi.
Meskipun demikian, eksplorasi antariksa masih didominasi oleh negara-negara tertentu. Sebagai manusia, kita memiliki potensi untuk mencapai lebih banyak lagi. Dengan teknologi yang semakin maju, semakin banyak negara bisa memulai “program antariksa” mereka sendiri, memicu pertarungan baru untuk mencapai kemandirian antariksa. Diskusi publik membahas bagaimana Indonesia dapat mencapai kemandirian antariksa di tengah rivalitas global.
Diskusi tersebut menghadirkan pakar dan pembicara terkemuka, membuka pintu untuk memahami tantangan dan peluang Indonesia dalam mengembangkan sektor antariksa. Dengan pemahaman yang lebih luas, diharapkan Indonesia dapat menjadi pemain utama dalam perlombaan antariksa global. Semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat, perlu bersatu untuk mengawal dan mewujudkan visi Indonesia di jagat antariksa.
Sumber: Kemandirian Antariksa Dan RUU Pengelolaan Ruang Udara Nasional: Strategi Indonesia Hadapi Era Baru Perlombaan Antariksa
Sumber: Kemandirian Antariksa, Era Baru Perang Bintang Indonesia?