Rahasia Skandal Proyek Esther: AS Lawan Warga Pro-Palestina

by -17 Views

Sebuah cetak biru bernama Proyek Esther tiba-tiba mencuat ke publik Amerika Serikat (AS), dengan tujuan mengikis dukungan warga AS terhadap perjuangan Palestina dan Gaza. Proyek ini dicanangkan oleh Heritage Foundation, sebuah lembaga pemikir sayap kanan terkemuka di AS. Sejumlah langkah yang disarankan oleh Proyek Esther bahkan diikuti oleh Presiden AS Donald Trump. Berdasarkan laporan New York Times, proyek ini diawasi oleh Victoria Coates, seorang wakil presiden di Heritage Foundation yang juga menjabat sebagai wakil penasihat keamanan nasional selama masa jabatan pertama Trump.

Proyek Esther menyatakan bahwa tujuannya adalah membongkar infrastruktur yang mendukung “Jaringan Dukungan Hamas” dalam waktu 24 bulan. Kelompok-kelompok yang terlibat dalam advokasi hak-hak Palestina didakwa sebagai anggota HSN, sebuah organisasi imajiner. Selain itu, Proyek Esther juga mengidentifikasi sejumlah organisasi Arab, Muslim, Yahudi progresif, dan kelompok mahasiswa sebagai bagian dari HSN, dengan mengklaim bahwa jaringan tersebut berpusat di sekitar Muslim Amerika untuk Palestina (AMP).

Proyek Esther juga menguraikan 19 tujuan yang diinginkan, termasuk penolakan akses ke universitas bagi pendukung hak-hak Palestina yang bukan warga AS, menanggulangi “konten anti-Semit” di platform media sosial, dan melaporkan “aktivitas kriminal” para pendukung Palestina kepada cabang eksekutif perusahaan. Selain itu, prakarsa ini akan bekerja dengan institusi akademik karena merosotnya dukungan terhadap Israel di kampus-kampus Negeri Paman Sam seperti Harvard dan Columbia.

Namun, sejumlah analis, termasuk dari lembaga Yahudi, mengkhawatirkan bahwa tindakan yang dijabarkan oleh Proyek Esther akan memicu reaksi keras dan hanya akan menambah militansi kelompok Pro Palestina. Direktur Jewish Voice for Peace (JVP), Beth Miller, menganggap bahwa serangan tersebut akan menyadarkan orang-orang terhadap kemunafikan yang terkait dengan upaya membungkam dan menyensor aktivis hak-hak Palestina.

Source link