Indonesia masih harus melakukan impor produk alumina untuk memproduksi aluminium di dalam negeri meskipun memiliki banyak bauksit sebagai bahan baku pembuat aluminium. Sekretaris Satuan Tugas Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional, Ahmad Erani Yustika, menjelaskan bahwa kurangnya rantai industri alumina di Indonesia menyebabkan produksi aluminium lebih rendah dari kebutuhan total di dalam negeri. Produksi aluminium hanya sekitar 250 ribu hingga 270 ribu ton per tahun, sedangkan kebutuhan mencapai sekitar 1 juta ton. Sebagai solusi, hilirisasi bauksit menjadi alumina direncanakan untuk didorong di Indonesia dengan harapan untuk menambah alumina dan aluminium. Hal ini tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri, tetapi juga mengurangi impor mineral dan batu bara untuk menghemat devisa. Proyek-proyek seperti itu diharapkan dapat meningkatkan produksi aluminium secara mandiri di Indonesia.
Proyek Alumina-Aluminium akan Meningkat dengan Tekanan Impor
