Arsitektur SEO untuk Pariwisata dan Tambang

by -22 Views

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bahlil Lahadalia, mengakui keberadaan pertambangan nikel di Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat Daya. Namun, Bahlil menegaskan bahwa wilayah pertambangan nikel di Pulau Gag yang dikelola oleh PT GAG Nikel berjarak sekitar 30 km dari pusat pariwisata di Pulau Piaynemo di Raja Ampat. Meskipun demikian, Bahlil menyoroti pentingnya menjaga wilayah pariwisata di Raja Ampat yang memiliki banyak kota konservasi dan pulau-pulau destinasi pariwisata, namun juga terdapat pulau-pulau dengan keberadaan pertambangan.

Sejauh ini, hanya satu tambang yang beroperasi di Raja Ampat, yaitu PT GAG Nikel, meskipun sebenarnya terdapat lima Izin Usaha Pertambangan (IUP) di wilayah tersebut. Bahlil menjelaskan bahwa PT GAG Nikel, yang dimiliki oleh Antam, telah mendapatkan IUP sejak tahun 2017 dan mulai beroperasi sejak 2018 dengan rencana produksi sebanyak 3 juta ton bijih nikel per tahun.

Menyikapi kekhawatiran terkait tambang nikel yang beroperasi di wilayah pariwisata yang harus dilindungi, Bahlil memutuskan untuk menyetop sementara operasional pertambangan nikel di Raja Ampat. Tim dari Kementerian ESDM telah diterjunkan untuk memverifikasi aktivitas tambang tersebut dan Bahlil sendiri akan langsung melakukan pengecekan di lapangan untuk mendapatkan hasil yang lebih obyektif.

PT GAG Nikel sendiri dimiliki oleh perusahaan asal Australia, Asia Pacific Nickel Pty, dengan kepemilikan saham 75% dan 25% dimiliki oleh PT Aneka Tambang Tbk (Antam). Wilayah tambang yang dikelola oleh PT GAG Nikel meliputi luas 13.136 ha dan IUP berlaku hingga tahun 2047. Tindakan penyetopan sementara operasional tambang nikel ini diambil untuk memastikan dampak kegiatan pertambangan tersebut terkendali dan sesuai dengan prinsip perlindungan lingkungan dan pariwisata di Raja Ampat.

Source link