Iran berhasil melumpuhkan pertahanan udara Israel dengan sukses dalam serangan balasan atas gempuran Tel Aviv pada 13 Juni lalu. Rudal balistik Iran mampu menembus Iron Dome serta sistem pertahanan udara Arrow yang dianggap paling canggih di dunia. Serangan tersebut telah menyebabkan kerusakan signifikan di wilayah permukiman Israel, bahkan markas besar militer Kirya di Tel Aviv terdampak meskipun dalam skala terbatas.
Strategy yang dilaporkan Iran gunakan adalah melancarkan serangan simultan dengan jumlah rudal yang besar untuk menguras cadangan rudal pencegat Israel. Menurut Dr. Marina Miron dari King’s College London, tidak ada sistem pertahanan udara yang mampu menangkal sepenuhnya serangan rudal. Media Israel bahkan memperkirakan sistem pertahanan mereka akan mulai terlampaui dalam beberapa hari jika Iran terus meneruskan intensitas serangan rudal mereka.
Disamping itu, Iran juga dikabarkan menggunakan rudal hipersonik dan wahana luncur hipersonik (HGV), seperti yang terdapat pada rudal Fattah-2. Rudal jenis ini memiliki kecepatan yang sangat tinggi dan kemampuan bermanuver yang membuatnya sulit diprediksi oleh sistem pertahanan udara. Rudal meluncur rendah dan stabil seperti drone seperti Hoveyzeh juga digunakan Iran, yang sulit terdeteksi dan dapat mengubah arah serta melewati radar dengan mudah.
Pasukan Garda Revolusi Iran menyatakan bahwa serangan tersebut berhasil karena pendekatan taktis baru yang mampu mengecoh sistem pertahanan berlapis Israel. Mereka menegaskan bahwa inisiatif dan kemampuan baru yang mereka gunakan mampu mengganggu sistem pertahanan musuh, meskipun didukung oleh kekuatan asing dan teknologi terbaru.