Trump Kritik Bos Badan Intelijen AS: Analisis dan Tanggapan

by -25 Views

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memiliki pandangan berbeda dengan badan intelijen negaranya sendiri mengenai ancaman nuklir dari Iran. Menurut Trump, Direktur Intelijen Nasional Tulsi Gabbard salah dalam kesaksiannya di Kongres KTT G7 Kanada yang menyatakan bahwa Iran belum melanjutkan program senjata nuklirnya sejak dihentikan pada 2003. Trump menegaskan bahwa ia tidak peduli dan percaya bahwa Iran sedang dalam tahap akhir pengembangan senjata nuklir. Padahal, kesaksian Gabbard didasarkan pada data dari badan intelijen AS yang menyatakan tidak ada bukti Iran mengaktifkan kembali program nuklir militer mereka.

Meskipun Trump mengabaikan pernyataan badan intelijen, Gabbard tampaknya membenarkan ucapan Trump. Namun, hal ini tidak bertentangan dengan penilaian sebelumnya bahwa Iran tidak sedang membangun senjata nuklir. Para analis politik senior menyebutkan bahwa langkah Trump untuk menentang komunitas intelijen negara sendiri sangat jarang terjadi dan menimbulkan kontroversi di kalangan kritikus. Trump juga memberikan pandangannya terkait prospek AS menjadi perantara antara Iran dan Israel dalam perjanjian gencatan senjata.

Selain itu, Trump meremehkan potensi peran negara-negara Eropa dalam meredakan situasi, menyatakan bahwa Eropa tidak akan dapat membantu. Keputusan AS terhadap konflik Iran-Israel tersebut diyakini akan memiliki dampak transformasional mengingat peran penting AS dalam menekan Israel dan keterlibatan militernya dalam upaya membongkar program nuklir Iran. Trump juga meremehkan peran Eropa dalam situasi tersebut, setelah Menteri Luar Negeri Iran bertemu dengan para diplomat Eropa di Jenewa.

Source link