Akhir pekan lalu, muncul beberapa laporan menunjukkan Lotus akan menutup pabrik Norfolk dan menghentikan produksi mobil di Inggris, namun kabar tersebut telah dibantah oleh perusahaan. Lotus Cars menyatakan bahwa operasinya tetap normal tanpa rencana menutup pabrik. Meskipun demikian, Lotus sedang menjajaki opsi strategis untuk meningkatkan efisiensi dalam menghadapi pasar global yang berkembang.
Lotus sedang mempertimbangkan untuk memproduksi mobil di Amerika Serikat guna menghindari tarif. Dalam panggilan pendapatan minggu lalu, CEO Lotus, Feng Qingfeng, menjelaskan bahwa pabrik baru di AS tidak realistis, sehingga mobil sport Emira dan model listrik dapat dirakit di pabrik Volvo di South Carolina. Volvo sendiri berencana untuk mengurangi jumlah tenaga kerja tetapi meningkatkan produksi dalam jangka panjang.
Keputusan produksi model Lotus di pabrik Volvo Ridgeville seluas 2,3 juta kaki persegi masih belum diputuskan. Lotus berada di bawah tekanan untuk bertindak cepat di pasar AS, terutama setelah penghentian ekspor Emira pada bulan April akibat tarif yang tinggi. Meskipun demikian, Lotus menegaskan komitmennya terhadap Inggris dan tidak akan menutup operasinya di sana.
Situasi Lotus merupakan bagian dari tren industri mobil Inggris yang menurun, dengan produksi mobil mencapai titik terendah dalam 76 tahun terakhir pada bulan Mei. Produsen mobil Inggris lainnya juga menghadapi masalah ekspor ke AS akibat kenaikan tarif. Hal ini menyebabkan penurunan signifikan dalam ekspor mobil ke AS, membawa dampak negatif bagi sektor mobil Inggris secara keseluruhan.
