Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan perubahan besar dalam pendekatan perdagangan global AS dengan mengesampingkan rencana untuk melakukan puluhan kesepakatan dagang bilateral. Mulai Jumat, Washington akan memberitahu negara-negara mitra dagang tentang tarif impor baru yang akan dikenakan saat barang mereka memasuki pasar AS. Trump menegaskan bahwa surat resmi ini akan dikirim dalam kelompok 10 negara dengan tarif antara 20% hingga 30%, mengakhiri janji sebelumnya untuk menyusun banyak perjanjian dagang dalam waktu singkat.
Terkait dengan perang dagang Trump, AS mulai melonggarkan pembatasan ekspor ke China, termasuk untuk perangkat lunak desain chip dan etana. Ini menandai meredanya ketegangan dagang antara dua kekuatan ekonomi terbesar dunia. Sementara itu, Vietnam mencapai kesepakatan dagang dengan AS, di mana tarif impor atas barang Vietnam akan ditetapkan sebesar 20%. Namun, barang Vietnam yang merupakan hasil rerouting dari negara lain akan dikenakan tarif lebih tinggi, mencapai hingga 40%.
Jepang menjadi sorotan Trump, dengan ancaman peningkatan tarif yang dapat mencapai 30% hingga 35%. Sementara itu, Uni Eropa siap menerima tarif universal sebesar 10% untuk sebagian besar ekspor ke AS, dengan pengecualian tertentu. Kanada membatalkan pajak layanan digital yang sebelumnya ditujukan pada perusahaan teknologi AS untuk melanjutkan pembicaraan dagang dengan AS. Perusahaan Eropa seperti Mercedes-Benz Group AG dan LVMH terlibat dalam tekanan agar Uni Eropa mencapai kesepakatan dagang dengan AS untuk menghindari ancaman tarif Trump. Menteri Keuangan AS memperingatkan sekitar 100 negara terancam kena tarif 10% jika tidak ada kesepakatan dagang dengan AS sebelum tenggat waktu 9 Juli.