90% Nikel Indonesia Dikuasai China, Ini Ternyata Alasannya

by -140 Views
90% Nikel Indonesia Dikuasai China, Ini Ternyata Alasannya

Ketua Bidang Kajian Strategis Pertambangan Perhapi, Muhammad Toha mengungkapkan pemerintah sejatinya telah membuka seluas-luasnya keran investasi kepada investor global. Terutama untuk membangun pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) nikel di Indonesia.

Menurut Toha, keputusan pemerintah itu rupanya telah menarik banyak minat investor yang berasal dari China. Ditambah, perusahaan-perusahaan tersebut datang dengan membawa teknologi yang mumpuni.

“Itu adalah fakta yang tidak dapat dipungkiri dan sejak 2017 hingga 2022 yang lalu investasi di bidang nikel di pabrik pengolahan dan tambang nikel hampir US$ 17 miliar di mana hampir 90% adalah dari investasi asing itu faktanya,” kata Toha dalam acara Mining Zone CNBC Indonesia, dikutip Selasa (5/12/2022).

Oleh sebab itu, ia tidak sepakat apabila Nikel RI dikatakan hanya dikuasai oleh China. Terlebih pemerintah juga telah membuka kesempatan bagi investor global lainnya untuk turut berpartisipasi dalam pengembangan industri nikel di dalam negeri.

“Jadi konotasi bahwa itu dikuasai dalam arti yang negatif saya tidak sepenuhnya setuju karena pada dasarnya pemerintah memberikan peluang yang sama kepada semua investor,” ujarnya.

Selain itu, investasi teknologi pengolahan smelter dari China relatif lebih murah dibandingkan dengan negara lain. Kondisi ini tentunya membuat para pengusaha lebih memilih menggandeng China dibandingkan investor dari negara lain.

“Perusahaan Eropa, Jepang, Amerika Serikat itu menawarkan investasi yang dua kali lipat dengan kapasitas yang sama. Maka saya yakin pilihan kita adalah mengambil atau menggandeng investor yang bisa menawarkan teknologi yang baik tetapi dengan harga yang lebih murah,” tambahnya.

Sebelumnya, mantan Wakil Presiden RI Muhammad Jusuf Kalla (JK) turut menyoroti mengenai pemanfaatan sumber daya alam di Indonesia. Khususnya komoditas nikel, yang dinilai dimonopoli oleh negara tertentu yakni China.

Semula JK mengkritisi sikap rendah diri yang dimiliki Indonesia terkait pengelolaan sumber daya alam di dalam negeri. Padahal, seharusnya Indonesia bisa mempunyai sikap percaya diri dan berjuang dalam penguasaan teknologi.

“Kenapa kita selalu tidak percaya diri, kita bicara banyak hal, kita bicara nikel, 90% nikel ini dikuasai China karena mereka selalu menganggap teknologi adalah mereka. Kita selalu harga diri rendah, seakan-akan tidak bisa menguasai teknologi,” katanya dalam Economix FISIP UI, dikutip Selasa (28/11/23).

Menurut JK, Indonesia sendiri diperkirakan akan mengoperasikan sejumlah 116 smelter pada beberapa tahun ke depan. Dengan demikian, seharusnya teknologi pengoperasian di pabrik smelter juga dapat dikuasai oleh Indonesia.

“Perusahaan itu membuktikan bahwa semua bisa dilaksanakan dengan teknologi dan kita bisa menguasai teknologi itu, smelter, apapun, listrik apa pun bisa kita kuasai,” kata JK.