BMKG Melakukan Ini: Tanda Kiamat Bumi Tampak dari Laut

by -83 Views
BMKG Melakukan Ini: Tanda Kiamat Bumi Tampak dari Laut

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan pentingnya data kelautan dan wilayah pesisir dalam mendukung ketahanan terhadap perubahan iklim dan bahaya laut. Menurutnya, kondisi bumi saat ini sangat mengkhawatirkan dan sulit diprediksi.

“Pengamatan dan layanan laut yang berkelanjutan sangat penting dan relevan untuk mengurangi potensi permasalahan dan ancaman yang timbul akibat perubahan iklim maupun ancaman lainnya,” kata Dwikorita dalam rangkaian event COP28 : Water For Life yang diselenggarakan di Dubai, Uni Emirat Arab, dikutip pada Sabtu, (16/12/2023).

Dalam agenda tersebut, Dwikorita menjadi panelis terkait tema Earth Information Day yang meliputi topik peran pengamatan dalam mendukung pelaporan nasional, kebutuhan informasi untuk Global Stocktake ke-2 (GST2), dan kemitraan sektor publik-swasta dalam pengamatan gas rumah kaca (GRK).

Dwikorita menekankan bahwa ketersediaan data dan informasi kelautan yang akurat dan handal tidak hanya berguna untuk melawan perubahan iklim, tetapi juga bermanfaat untuk meningkatkan perekonomian masyarakat pesisir, pembangunan sektor kelautan dan perikanan, keamanan dan keselamatan pelayaran, serta dapat memperkuat sistem peringatan dini bencana, khususnya tsunami.

Dia juga menyebut wilayah pesisir dan laut sangat strategis dan penting bagi Indonesia. Sebagai negara kepulauan terbesar, iklim dan cuaca di Indonesia sangat dipengaruhi oleh keadaan laut dan interaksi darat-laut telah menjadi pendorong utama karakteristik cuaca-iklim di negara ini.

Dwikorita menjelaskan bahwa ENSO dan IOD telah menjadi faktor yang menonjol karena posisi geografis Indonesia yang berada di antara dua benua dan dua samudera, yaitu Samudera Hindia dan Pasifik. Aktivitas Arus Lintas Indonesia (Indonesian Through Flow) juga turut mempengaruhi kondisi cuaca dan iklim di Indonesia.

Selama tiga tahun terakhir, Indonesia mengalami Triple-Dip La Nina yakni pada tahun 2020-2022. Sementara di tahun 2023 ini, Indonesia menghadapi kekeringan yang disebabkan oleh El Nino yang kuat.

Oleh karena itu, Indonesia mengajak seluruh negara untuk bekerja sama melakukan pengamatan laut guna mengatasi tantangan perubahan iklim. Dwikorita menekankan bahwa kemitraan di luar sektor publik diperlukan untuk mendukung pengamatan laut yang berkelanjutan.

Ketersediaan data dan informasi yang akurat mengenai laut menjadi salah satu bentuk mitigasi dampak perubahan iklim. Dengan data tersebut, negara-negara di dunia dapat menjadikannya sebagai acuan dalam merumuskan kebijakan untuk mengantisipasi dan meminimalisir risiko yang ditimbulkan dari perubahan iklim.

[wur]