Israel continues bombing, turning Gaza’s streets into mass graves

by -116 Views
Israel continues bombing, turning Gaza’s streets into mass graves

Gaza, Palestina – Akses ke kuburan telah ditutup di Gaza, Palestina. Namun, karena korban terus jatuh, pemakaman dilakukan di tempat-tempat tidak lazim seperti alun-alun, rumah sakit, sela-sela jalan, taman bermain, gedung pernikahan, hingga pasar.

Banyak keluarga memilih untuk menguburkan jenazah kerabat mereka yang tewas akibat serangan udara Israel di kuburan massal darurat yang tersebar di seluruh Jalur Gaza.

Pemakaman di kuburan darurat ini terjadi karena sulitnya mencapai kuburan akibat agresi yang terus berlanjut.

Seorang warga Palestina menyatakan bahwa kuburan tersebut hanya bersifat sementara, sampai gencatan senjata diumumkan atau permusuhan berhenti. Pada saat itu, jenazah akan dipindahkan ke pemakaman resmi di kota-kota.

Rami Abdu, Kepala Observatorium Euro-Mediterania untuk Hak Asasi Manusia, mengatakan timnya telah mendokumentasikan lebih dari 120 kuburan massal darurat di wilayah Jalur Gaza untuk menguburkan korban perang Israel yang sedang berlangsung.

Menurut Abdu, orang-orang di Jalur Gaza terpaksa membuat kuburan massal darurat di lingkungan perumahan, halaman rumah, jalan, ruang pernikahan, dan stadion olahraga, mengingat sulitnya mengakses pemakaman utama dan terorganisir.

Ketidakmungkinan mencapai pemakaman utama disebabkan penutupan jalan, kerusakan infrastruktur, dan operasi penargetan yang sedang berlangsung.

Selama pengepungan pada bulan November, Kompleks Medis Al-Shifa meningkatkan kapasitasnya menjadi kuburan karena harus menguburkan puluhan syuhada di kuburan massal yang tersebar di lokasi, koridor, dan berbagai fasilitasnya.

Kondisi yang sama juga terjadi di Rumah Sakit Al-Quds dan Rumah Sakit Indonesia di bagian utara Jalur Gaza, keduanya juga menyaksikan operasi penguburan darurat di tempat mereka.

Pemerintah Palestrina memutuskan untuk menguburkan sejumlah syuhada yang jenazahnya mulai membusuk di sebuah taman kecil di gedung baru selama periode pengepungan, menurut seorang dokter dari Rumah Sakit Al-Quds.