Presiden Rusia Vladimir Putin mengambil keuntungan dari kepergian perusahaan Barat dari Rusia. Meskipun sanksi Barat telah membuat perusahaan dan sekutunya berhenti beroperasi di Rusia, Putin justru memanfaatkan momen ini untuk memeras perusahaan-perusahaan Barat untuk menghasilkan pendapatan tambahan untuk dana perang.
Pemerintah Rusia menolak penawaran pembelian perusahaan seperti Heineken, Ikea, dan Toyota dan menyerahkan kepemilikan mereka kepada pihak-pihak yang dekat dengan pemerintah atau Putin sendiri. Selain itu, bisnis-bisnis yang beroperasi di Rusia juga mengalami perubahan, seperti Krispy Kreme yang menjadi Krunchy Dream dan Starbucks yang berganti nama menjadi Stars Coffee.
Putin berhasil memperkuat dukungan dari elit Rusia yang memperoleh keuntungan dari perang dan mengurangi dampak isolasi Barat. Perang yang terjadi di Ukraina juga memungkinkan Putin untuk memainkan peran jangka panjang karena ketahanan ekonomi Rusia yang relatif kuat.
Selain itu, keberadaan perusahaan asing di Rusia juga membantu Putin untuk mempertahankan keadaan normal. Mayoritas perusahaan asing tetap beroperasi di Rusia karena tidak ingin kehilangan investasi yang telah mereka tanamkan selama beberapa dekade.
Dengan demikian, serangan balik ekonomi yang dilakukan Putin telah membantu memperkuat dukungan di kalangan elit yang mengambil keuntungan dari perang dan mengurangi dampak isolasi Barat. Meskipun Ukraina disibukkan dengan hal-hal penting jangka pendek seperti menopang dukungan internasional, ketahanan ekonomi Rusia yang relatif memungkinkan Putin untuk memainkan peran jangka panjang.
