Ternyata Ini Alasan Minyak Tidak Mencapai Target Peningkatan Produksi

by -97 Views
Ternyata Ini Alasan Minyak Tidak Mencapai Target Peningkatan Produksi

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Tutuka Ariadji, mengungkapkan bahwa target produksi minyak yang akan dijual atau lifting hingga Desember 2023 belum tercapai sesuai yang telah ditetapkan dalam APBN. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk kondisi sumur migas yang sudah tua dan gangguan di fasilitas produksi.

Gangguan produksi terjadi karena fasilitas produksi migas, seperti pipa, sudah berumur puluhan tahun dan tidak layak untuk digunakan. Contohnya, fasilitas pipa yang sudah berumur tua di wilayah operasi anak usaha PT Pertamina Hulu Energi (PHE), seperti di Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatra (PHE OSES) dan Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ).

Menurut Kementerian Keuangan (Kemenkeu), produksi minyak siap jual atau lifting minyak Indonesia hanya mencapai 607 ribu barel per hari pada 2023, jauh di bawah target sebesar 660 ribu bph. Begitu pula dengan lifting gas yang hanya 964 ribu barel oil equivalent per day (BOEPD), di bawah target sebesar 1,1 juta BOEPD.

Harga minyak mentah dunia tercatat US$ 78,43 per barel pada 2023, lebih rendah dari asumsi pemerintah sebesar US$ 90 per barel. Meski OPEC telah memutuskan untuk mengurangi produksi, tekanan harga minyak tidak mudah karena lingkungan global melemah dan munculnya alternatif energi terbarukan.

Sri Mulyani menyampaikan bahwa penurunan produksi minyak dan gas di bawah asumsi 2023 maupun realisasi 2022. Lifting minyak 607 ribu barel per hari lebih rendah dari asumsi 660 ribu bph dan realisasi 612 ribu bph sepanjang 2022. Sedangkan lifting gas 964 ribu BOEPD, lebih rendah dari asumsi 1,1 juta BOEPD.