Field Marshall Bernard Law Montgomery

by -94 Views
Field Marshall Bernard Law Montgomery

Oleh Prabowo Subianto [diambil dari Buku 2 Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn.) Prabowo Subianto]

“Saat saya baru pensiun dari TNI, saya terenyuh membaca surat Montgomery kepada Raja Inggris. Ia menulis, “Setelah bertugas bertahun-tahun di luar negeri, kini saya harus kembali ke Inggris. Saya agak bingung karena pulang saya tidak punya rumah. Semua harta pribadi saya yang saya titip di sebuah rumah saudara sudah dihancurkan oleh bom Jerman. Saya mohon perhatian dari Raja.”
Seorang panglima terkenal, yang memimpin jutaan tentara dan mengalami banyak pertempuran terkenal, menyatakan bahwa ia bingung karena tidak memiliki rumah saat pulang dari perang. Ini terjadi di sebuah negara Barat yang merupakan negara besar pada saat itu. Saya berpikir, apakah saya bisa dibandingkan dengan Montgomery.”

Saya telah membaca biografi Field Marshall Bernard Law Montgomery beberapa kali dalam versi yang berbeda. Montgomery meniti karier militernya dari Akademi Militer Inggris yaitu Sandhurst. Setelah Perang Dunia Pertama, ia melanjutkan kariernya dengan penuh semangat dan pada Perang Dunia Kedua, ia menjadi panglima divisi melawan Jerman di Prancis. Ia dikenal sebagai perwira yang sangat profesional, yang fokus utamanya adalah pengabdian sebagai perwira lapangan. Di Mesir, ia berhasil mengalahkan tentara Jerman dan Italia dalam pertempuran terkenal El Alamein. Dari sinilah ia terus memimpin tentara sekutu sampai berakhirnya Perang Dunia Kedua.

Pada suatu saat, saya baru saja pensiun dari tentara, dan saya menemukan biografi Jenderal Montgomery di sebuah toko buku bekas di Bangkok. Buku tersebut tidak terlalu tebal dan setelah saya membaca, ada satu hal yang sangat menarik bagi saya. Setelah Montgomery meninggal, ditemukan surat yang ditulisnya kepada Raja Inggris George ke-6 setelah Perang Dunia Kedua berakhir. Dalam surat tersebut, ia menyatakan bahwa pulang ke Inggris tanpa memiliki rumah karena harta pribadinya sudah dihancurkan oleh bom Jerman. Kita bisa bayangkan seorang panglima tersohor, yang pernah memimpin jutaan tentara, terkenal bingung karena tidak memiliki rumah. Itu membuat saya tersentak, mengingat saat pensiun saya juga tidak memiliki rumah pribadi.

Akhirnya, pada saatnya, saya pun berhasil memiliki rumah pribadi setelah perjuangan yang tidak gampang. Dari cerita Montgomery, saya bisa terhibur dan merasa bersyukur atas apa yang saya miliki.

Source link