Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Hasyim Asy’ari mengakui adanya kesalahan dalam konversi hasil penghitungan suara di 2.325 TPS ke dalam Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap).
Namun, menurutnya, tingkat kesalahan konversi saat ini hanya 0,64 persen. Dia memastikan bahwa sistem Sirekap dapat mengenali kesalahan hitung atau konversi.
Sebanyak 2.325 TPS ditemukan perbedaan konversi dari 358.775 TPS yang telah diunggah. Hasyim mengakui bahwa KPU belum memeriksa detail perbedaan suara antara yang terkonversi di Sirekap dengan suara asli di formulir C-Hasil plano di TPS.
Kesalahan konversi suara terjadi tidak hanya untuk pemilu presiden (pilpres), tetapi juga untuk pemilu legislatif (pileg). Kesalahan ini akan dikoreksi oleh KPU melalui mekanisme rekapitulasi di tingkat kecamatan.
Meskipun terjadi kesalahan konversi, publikasi data perolehan suara di Sirekap akan tetap dilanjutkan untuk menunjukkan transparansi. Hasyim menegaskan bahwa kesalahan tersebut tidak disengaja, dan KPU juga mengunggah foto asli formulir C-Hasil plano di Sirekap sebagai perbandingan.
Tanpa Sirekap dan publikasi formulir C-Hasil plano, publik tidak akan bisa mengetahui perolehan suara yang sebenarnya di TPS. Hasyim meminta maaf jika ada kesalahan dan menegaskan bahwa KPU akan memastikan untuk mengoreksi kesalahan tersebut.
Dengan adanya Sirekap, publik dapat melaporkan kesalahan konversi dan KPU dapat memastikan bahwa kesalahan akan dikoreksi. KPU tidak boleh berbohong dan harus berbicara jujur dalam prosesnya.
