Kader Senior Golkar Sumut Menyatakan Dukungan untuk Bobby Nasution dan Tidak Menghiraukan Kerja Keras Kader

by -46 Views

MEDAN, Waspada.co.id – Kader Senior Partai Golkar Sumatera Utara (Sumut) Hardi Mulyono Surbakti mengaku kecewa dengan sikap DPP Golkar yang mendukung Bobby Nasution untuk maju dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Sumut 2024.

Hardi menilai keputusan tersebut telah melecehkan dan mengabaikan kerja keras seluruh kader Golkar Sumut dalam membesarkan partai. Hal ini disampaikan Hardi menyusul keputusan DPP Partai Golkar yang memberikan dukungan sebagai Balon Gubernur Sumatera Utara kepada Bobby Nasution pada 19 Juni 2024.

Menurut mantan Sekretaris Dewan Pertimbangan (Wantim) Partai Golkar Sumut ini, keputusan partai untuk mendukung Bobby Nasution sangat menyakiti hati para kader. Partai Golkar Sumut memiliki kader terbaik yang bisa diusung untuk maju dalam Pilgubsu pada 27 November 2024.

“Keputusan DPP Golkar telah merendahkan kerja keras seluruh kader Golkar Sumut dalam membesarkan partai Golkar, sehingga menjadi pemenang dalam Pileg 2024 sebelumnya,” kata Hardi kepada wartawan di Medan pada 21 Juni.

Hardi juga menyinggung bahwa beberapa bulan sebelumnya, Ketua DPP Partai Golkar Airlangga Hartanto telah memberikan rekomendasi sebagai Balon Gubernur kepada dua orang, yaitu Ketua DPD Golkar Sumut Musa Rajeckshah (Ijeck) dan M. Bobby Nasution.

Namun, Bobby Nasution kemudian mendaftar sebagai anggota Partai Gerindra dan mendapat dukungan dari Gerindra sebagai Balon Gubernur Sumatera Utara. Namun, akhirnya DPP Golkar memutuskan untuk mendukung Bobby Nasution.

Menurut Hardi, sikap DPP Golkar tersebut adalah sebuah pelecehan bukan hanya kepada Ijeck yang telah membawa Partai Golkar menjadi pemenang dalam Pileg 2024, tetapi juga kepada seluruh kader Golkar Sumut.

“Karena para kader telah bersama-sama berjuang untuk membesarkan Partai Golkar Sumut,” tegas Hardi.

Kekecewaan para kader Golkar Sumut semakin membesar karena hasil survei yang tidak pernah diinformasikan kepada mereka. Padahal, survei tersebut konon menjadi dasar Keputusan DPP Golkar.

“Kita tidak tahu bagaimana bentuk survei yang dilakukan dan hasil survei sebenarnya,” ujar Hardi Mulyono, yang juga merupakan mantan anggota DPRD Medan dan DPRD Sumut.

Hardi merasa heran mengapa DPP Partai Golkar tidak mendukung kader terbaiknya sendiri, padahal Golkar Sumut merupakan partai pemenang dalam Pileg 2024.

“Jelas sekali, DPP Partai Golkar telah merendahkan dan bertindak sewenang-wenang, mungkin saja karena ada kepentingan tertentu,” kata Hardi.

Mengenai keputusan DPP Partai Golkar tersebut, Hardi menyatakan penolakannya. Dia juga mengatakan bahwa sedang mempertimbangkan untuk keluar dari keanggotaan Partai Golkar.

“Untuk kader lain, saya tidak tahu apa reaksinya, apakah mereka akan menolak atau diam saja karena takut,” tambahnya. (wol/man/d2) – Editor AGUS UTAMA