Penurunan Daya Beli Masyarakat Sumut: Buktinya di Waspada Online

by -13 Views

Badan Pusat Statistik (BPS) baru-baru ini merilis data inflasi bulan Maret sebesar 0,68% secara bulanan. Menurut Ekonom Sumatera Utara, Gunawan Benjamin, peningkatan inflasi pada bulan tersebut terutama disebabkan oleh berakhirnya diskon tarif listrik sebesar 50%. Tanpa pengaruh inflasi dari diskon tarif listrik, Sumatera Utara bahkan dapat mengalami deflasi, terutama dalam harga makanan, minuman, dan tembakau dengan deflasi sebesar 0,19%.
Situasi ini terjadi di tengah bulan Ramadhan di mana harga kebutuhan pokok masyarakat sebenarnya turun. Ini menjadi ancaman serius terhadap daya beli masyarakat Sumatera Utara yang sedang mengalami penurunan, dan juga akan membahayakan pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut. Kondisi ekonomi global yang memburuk juga ikut mempengaruhi melemahnya daya beli masyarakat, dengan perang dagang yang semakin merusak ekonomi Sumatera Utara.
Gubernur Sumatera Utara memiliki tugas yang berat untuk mengatasi masalah daya beli masyarakat yang terpuruk saat ini, karena kondisi ini juga terjadi di wilayah lain di Indonesia. Solusi untuk meningkatkan daya beli masyarakat Sumatera Utara masih terpaut dengan kebijakan nasional, mulai dari dana transfer, penyerapan anggaran, hingga alokasi anggaran sosial. Tantangan ekonomi global yang kompleks, termasuk perang dagang dan fluktuasi mata uang, juga menjadi faktor yang tidak dapat diabaikan dalam memperbaiki daya beli masyarakat Sumatera Utara.

Source link