Kementerian Agama (Kemenag) telah menyelenggarakan Bimbingan Manasik Haji Nasional secara hybrid pada Sabtu (19/4), menjadi manasik haji tingkat nasional pertama dalam sejarah Kemenag. Acara ini diikuti oleh 1.500 peserta secara luring dan 141.139 jemaah secara daring di 150 titik di seluruh Indonesia. Berbagai tokoh penting, termasuk Menteri Agama Nasaruddin Umar dan Wakil Badan Penyelenggara Haji (BPH) Dahnil Anzar Simanjuntak, turut hadir dalam acara tersebut.
Menteri Agama Nasaruddin Umar memberikan pesan kepada jemaah haji untuk menjaga niat dalam menjalankan ibadah haji, sambil mengingatkan bahwa banyak orang masih menunggu antrean panjang untuk berangkat haji. Dia juga mengajak para jemaah untuk tidak hanya berdoa untuk diri dan keluarga mereka, tetapi juga untuk kebaikan orang lain dan Bangsa Indonesia.
Meskipun menyebut bahwa haji tahun ini akan menjadi Haji Akbar, Nasaruddin Umar tetap meminta jemaah haji untuk menunggu keputusan resmi dari Pemerintah Arab Saudi. Sebagai bagian dari persiapan haji, Wakil Kepala Badan Penyelenggara Haji (BP Haji) Dahnil Anzar Simanjuntak menekankan pentingnya bimbingan manasik haji dalam memberikan kesiapan secara syariat dan teknis kepada calon jemaah haji.
Direktur Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah (Dirjen PHU) Hilman Latief mengatakan bahwa kegiatan tersebut merupakan bagian dari implementasi Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2019 yang menekankan kemandirian jemaah haji dan umrah. Bimbingan manasik haji penting untuk memastikan kesiapan jemaah dalam menjalankan ibadah haji dengan lancar, sesuai dengan syarat-syaratnya. Semua ini dilakukan sebagai upaya untuk meraih predikat mabrur dalam menjalankan ibadah haji.