Kemenhub Sebut Hoax: Bos Indonesia Airlines Menyesatkan

by -18 Views

CEO Indonesia Airlines, Iskandar Ismail, menilai pernyataan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang menyebut rencana operasional maskapainya sebagai hoax menyesatkan dan justru memicu kegaduhan di tengah masyarakat. Menurut Iskandar, komentar tersebut membuat kegaduhan dan mengarah pada pandangan yang keliru. Ia berencana untuk berdiskusi dengan tim operasi dan tim legal setelah tiba di Jakarta pada Senin, 26 Mei 2025.

Iskandar juga mengungkapkan bahwa komunikasi dengan pejabat Kemenhub sebelumnya berjalan baik, namun pernyataan terbaru tidak mencerminkan hubungan yang harmonis. Dia menegaskan bahwa proyek Indonesia Airlines telah disiapkan dalam dua tahun terakhir, dengan menyatakan bahwa pembangunan industri aviasi membutuhkan waktu dan kerja yang besar.

Iskandar juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap komentar Dirjen Perhubungan Udara Lukman F. Laisa yang dianggap merugikan citra investasi. Padahal, pihaknya telah menandatangani perjanjian kerjasama dengan investor dari Jerman pada 14 Mei. Iskandar menguatkan bahwa rencana perusahaan sudah berjalan dengan baik, namun tanggapan pemerintah terkesan negatif.

Indonesia Airlines, sebagai maskapai yang direncanakan akan beroperasi di Indonesia, telah menarik perhatian negara lain yang antusias menjalin kerja sama. Di samping itu, Iskandar menyayangkan sikap Kementerian Perhubungan yang tidak proaktif dalam menyambut investasi besar yang akan masuk ke Indonesia. Sebelumnya, Kemenhub menyatakan bahwa rencana Indonesia Airlines untuk beroperasi di Indonesia tidak akan terwujud, menyebutnya sebagai berita bohong.

Indonesia Airlines, yang didirikan oleh Calypte Holding Pte Ltd, sebelumnya dianggap sebagai pemain baru dalam industri penerbangan Tanah Air. Maskapai ini akan fokus pada penerbangan internasional berbasis di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. Iskandar menegaskan bahwa pihaknya akan terus berupaya untuk mewujudkan rencana perusahaan meskipun menghadapi tantangan dari pihak berwenang.

Source link