Ancaman gempa Megathrust di Indonesia telah menjadi perhatian sejak tahun lalu. Terutama karena Indonesia terletak di Cincin Api Pasifik atau Ring of Fire yang memiliki 13 segmen Megathrust. Salah satu segmen yang paling berpotensi mengancam adalah Selatan Jawa yang dapat berdampak hingga Selat Sunda, serta segmen Sumatera atau Segmen Enggano yang juga memiliki dampak panjang. Terutama untuk segmen Selatan Jawa yang memanjang hingga Selat Sunda, energi yang terkunci di zona subduksi selatan Jawa ini semakin bertambah seiring waktu. Nuraini Rahma Hanifa, peneliti dari Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN, menyatakan bahwa akumulasi energi ini dapat menyebabkan gempa bumi dengan kekuatan hingga M 8,7 jika dilepaskan secara mendadak.
Dampak dari guncangan besar tersebut meliputi perpindahan kolom air laut yang dapat menyebabkan tsunami dengan gelombang tinggi hingga 20 meter. Tsunami ini dapat tersebar luas, tidak hanya di selatan Jawa tetapi juga di wilayah pesisir lain seperti Banten, Lampung, bahkan hingga Jakarta. Menurut Rahma, Banten akan terkena dampak tsunami dengan ketinggian yang berbeda-beda, sedangkan Lampung akan terdampak secara menyeluruh. Adapun Jakarta, diperkirakan akan diterjang tsunami dengan ketinggian 1 hingga 1,8 meter di wilayah pesisir utara dengan waktu tiba sekitar 2,5 jam setelah gempa terjadi.
Melihat risiko besar yang dihadapi, BRIN mendorong masyarakat Indonesia untuk waspada terhadap potensi bahaya Megathrust. Dampak dari gempa ini sangat luas, mulai dari kematian, cedera, kerusakan infrastruktur, kerusakan lingkungan, hingga gangguan layanan dasar. Penting bagi semua pihak untuk mempersiapkan diri dan mengambil langkah-langkah pencegahan dalam menghadapi ancaman gempa Megathrust di Indonesia.