Ribuan pengunjuk rasa memblokir jalan-jalan utama di Belgrade dan beberapa kota di Serbia dalam demonstrasi massal yang terjadi pada akhir pekan. Aksi protes ini dipicu oleh runtuhnya atap stasiun kereta api di Novi Sad yang menewaskan 16 orang pada bulan November tahun sebelumnya. Bencana ini membuka ekspos korupsi struktural yang telah menjangkiti negara tersebut. Aktivis antikorupsi yang menuntut perubahan ditangkap, memicu kemarahan warga sekaligus menguatkan desakan untuk mengganti pemerintahan.
Foto-foto dari demonstrasi menunjukkan kerumunan massa yang memblokir jembatan-jembatan utama dan aksi mahasiswa yang membentuk barikade menggunakan tempat sampah dan pagar. Menteri Dalam Negeri Serbia menyatakan bahwa pihak berwenang sedang memantau keadaan tersebut, sementara Presiden Serbia menolak tuntutan pengunjuk rasa untuk menggelar pemilihan umum lebih cepat, menyebut gerakan ini sebagai “teror”.
Bentrokan antara polisi dan demonstran terjadi di hari sebelumnya, dengan polisi menggunakan gas air mata dan pentungan untuk membubarkan kerumunan yang bergerak memprotes. Beberapa demonstran ditangkap atas tuduhan merencanakan tindakan kekerasan dan penggulingan pemerintahan.
Polisi telah menangkap puluhan orang selama beberapa hari terakhir sebagai langkah pencegahan menjelang protes besar. Demonstran terus merencanakan aksi lanjutan dan menyerukan partisipasi lebih luas dalam demonstrasi. Sementara itu, data ekonomi Serbia menunjukkan perlambatan pertumbuhan dalam kuartal pertama 2025, mengindikasikan ketidakstabilan yang mungkin mempengaruhi situasi sosial dan politik di negara itu.