Industri Manufaktur dan Potensi Investasi Relokasi dari China ke Indonesia
Berdasarkan perkembangan terkini, banyak produsen barang mulai mempertimbangkan untuk memindahkan basis produksi mereka dari China. Wakil Menteri Perindustrian, Faisol Riza, menjelaskan bahwa kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia, menjadi tujuan investasi yang menarik bagi relokasi pabrik dari China. Contoh nyata dari hal ini adalah relokasi produksi panel surya dari China ke Indonesia sebagai akibat dari penerapan tarif impor tinggi oleh Amerika Serikat terhadap China.
Faisol juga menyoroti potensi Indonesia sebagai destinasi investasi pabrik panel surya, meskipun nilai ekspor produk ini ke Amerika Serikat masih relatif rendah pada tahun 2024. Namun, langkah-langkah strategis sudah mulai terlihat melalui kemitraan antara perusahaan China seperti PT Lesso New Energi, Pertamina NRE, PT Tinra Mas Agro, dan PT Thornova Solar Indonesia dengan perusahaan Indonesia.
Selain panel surya, Faisol melihat kesempatan bagi produk lain untuk merelokasi basis produksi mereka ke Indonesia, termasuk laptop, komputer, handphone, baterai litium, dan komponen kendaraan listrik dari China. Untuk tetap menjaga iklim investasi yang atraktif, pemerintah Indonesia telah menyediakan berbagai insentif seperti tax holiday, tax allowance, pembebasan bea masuk untuk produk tertentu, dan keuntungan pajak super deduction. Selain itu, kemudahan insentif untuk investasi di Kawasan Ekonomi Khusus, fasilitas pembiayaan ekspor, dan peningkatan SDM juga menjadi perhatian dalam menjaga daya tarik investasi di Indonesia.
Dengan potensi investasi yang semakin berkembang, Indonesia diharapkan dapat menjadi destinasi utama untuk relokasi pabrik dari China, membuka peluang baru dan mendorong pertumbuhan industri manufaktur di Tanah Air.