Kunjungan saya ke Korea Selatan baru-baru ini membawa perhatian saya pada pandangan positif yang dimiliki oleh sebagian orang di sana terhadap Amerika Serikat. Meskipun hal ini mungkin tidak mewakili pandangan universal, beberapa orang di Korea Selatan menganggap AS sebagai sekutu yang penting dalam berbagai aspek. Namun, tidak semua pandangan positif tersebut selalu berlaku, terutama mengingat tantangan yang dihadapi Hyundai Motor Group dalam menghadapi pergeseran kebijakan AS baru-baru ini.
Sebagai pasar global terbesar bagi Hyundai, AS memegang peran penting dalam strategi ekspansi perusahaan ini. Namun, beberapa hambatan seperti penggerebekan imigrasi dan tarif impor dapat mengganggu rencana ekspansi perusahaan ini. Penggerebekan imigrasi di Georgia, tempat Hyundai berencana untuk membuka pabrik Metaplant baru untuk memproduksi kendaraan listrik, telah menyebabkan penundaan produksi, sementara tarif impor yang tinggi juga menjadi ancaman bagi Hyundai dan Kia.
Trump telah mengancam untuk memberlakukan tarif impor sebesar 15% untuk kendaraan Korea Selatan, namun rincian kesepakatan belum diselesaikan, menyebabkan tidak pastinya prospek masa depan Hyundai dan Kia di AS. Meskipun demikian, Hyundai Motor Group tetap menjalankan strategi ambisiusnya untuk kendaraan listrik, dengan harapan dapat bersaing di pasar global.
Elon Musk, CEO Tesla, baru-baru ini melakukan pembelian saham senilai $1 miliar sebagai wujud dukungan dan komitmen pada perusahaannya. Pembelian tersebut dianggap sebagai tanda kepercayaan Musk terhadap prospek Tesla meskipun dalam beberapa bulan terakhir perusahaan ini mengalami penurunan penjualan kendaraan. Ia juga telah membicarakan rencana Tesla untuk mengembangkan robotaksi dan robot humanoid di masa depan.
Volkswagen, meskipun menunjukkan peningkatan dalam pengembangan kendaraan listrik, masih menghadapi tantangan dalam produksi. Rencana untuk meluncurkan Golf listrik tertunda karena keterbatasan anggaran, memberi kesempatan bagi pesaing-pesaing China untuk mempercepat ekspansi mereka di Eropa. Sementara itu, Hyundai Motor Group terus mengejar ambisinya dalam mobil listrik meskipun menghadapi beberapa hambatan.
Dengan situasi yang terus berubah di industri otomotif global, Hyundai Motor Group harus mempertimbangkan dengan cermat langkah-langkah strategisnya ke depan. Meskipun tantangan seperti tarif impor dan penggerebekan imigrasi dapat menghambat rencana perusahaan, Hyundai harus tetap berkomitmen pada pengembangan mobil listrik sebagai langkah strategis untuk masa depan.





