Pengangguran di China: Alasan Pura-Pura Kerja yang Bikin Haru

by -82 Views

Semakin meningkatnya fenomena kaum muda pengangguran di China yang berpura-pura bekerja telah menjadi topik pembicaraan yang semakin populer. Mereka menjaga rutinitas seperti seorang pekerja aktif, mengenakan pakaian resmi, dan pergi ke tempat seperti kafe atau perpustakaan dengan laptop meskipun sebenarnya tidak memiliki pekerjaan tetap. Contoh dari fenomena ini adalah Xiao Ding, seorang wanita berusia 30 tahun yang dulunya bekerja sebagai tenaga pemasaran perusahaan teknologi. Setelah harus berhenti bekerja pada tahun 2023, dia menganggur selama hampir dua tahun tanpa berhasil mendapatkan pekerjaan baru meskipun sudah memasukkan ribuan Lamaran.

Para pemuda di perkotaan China dalam rentang usia 16-24 tahun telah menghadapi lonjakan tingkat pengangguran yang mencapai 17,8 persen per Juli 2025. Sementara itu, jumlah lulusan universitas yang meningkat setiap tahun tidak sejalan dengan kesempatan kerja yang terbatas. Sebagai respons terhadap fenomena ini, muncul usaha seperti Pretend To Work Unlimited Company di Hangzhou yang menyediakan ruang kerja tiruan dengan fasilitas lengkap seperti ruang rapat, printer, dan internet dengan tarif terjangkau.

Menurut para ahli, pura-pura bekerja bukan hanya sekadar cara untuk terlihat sibuk, tetapi juga merupakan strategi adaptasi terhadap tekanan ekonomi dan budaya yang menekankan produktivitas. Identitas dan status sosial seseorang di China erat terkait dengan pekerjaan dan ketika kesempatan kerja terbatas, banyak orang mencoba mempertahankan identitas tersebut melalui tindakan-tindakan simbolis seperti pura-pura bekerja. Meski fenomena ini tidak menyelesaikan masalah ketenagakerjaan, tetapi mencerminkan usaha kaum muda untuk tetap menjaga martabat dan harapan dalam kondisi yang penuh tantangan.

Source link