Belanda dihadapkan pada tantangan keamanan yang diajukan oleh Rusia yang semakin asertif. Hal ini dinyatakan oleh Letnan Jenderal Martin Wijnen, komandan Angkatan Darat Belanda.
Menurutnya, setelah Ukraina, Moskow diduga memiliki rencana terhadap negara-negara Baltik yang dulunya bagian dari Republik Soviet dan kini telah bergabung dengan NATO dan Uni Eropa.
Wijnen memperingatkan bahwa Belanda tidak boleh menjamin keamanannya hanya karena jaraknya 1.500 kilometer. Ia juga menekankan bahwa Rusia semakin kuat, sehingga Amsterdam harus memperkuat militer dan membantu masyarakat untuk siap menghadapi potensi kesulitan perang.
Belanda telah menghapuskan wajib militer sejak tahun 1997 dan saat ini menghadapi kekurangan personel yang signifikan. Namun, mereka kini menjalankan kampanye “tahun dinas” yang mendorong generasi muda untuk mendaftar wajib militer secara sukarela selama 12 bulan.
Wijnen menegaskan bahwa Belanda harus belajar bahwa seluruh masyarakat harus siap ketika terjadi kesalahan, dan tidak boleh menutup mata terhadap kemungkinan konflik yang dipaksakan. Ia juga menyoroti bahwa Belanda menjadi salah satu pendukung paling gigih bagi Ukraina dalam perang Rusia-Ukraina dengan janji pengiriman jet tempur F-16 buatan AS kepada negara tersebut.
