Atlet PON XXI Cabor Squash dan Taekwondo Sumut ‘Diharuskan Keluar’ dari Hotel karena Tidak Membayar Kamar

by -66 Views
Atlet PON XXI Cabor Squash dan Taekwondo Sumut ‘Diharuskan Keluar’ dari Hotel karena Tidak Membayar Kamar

MEDAN, Waspada.co.id – Para atlet dan pelatih cabang olahraga (Cabor) Squash dan Taekwondo dari Sumatera Utara (Sumut) telah diusir dari Hotel San Cemara Asri Medan menjelang Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2024 Aceh-Sumut.

Mereka baru saja menjalani Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda) penuh sebagai persiapan untuk PON ke XXI yang dimulai pada 5 Agustus.

Sekretaris Pengprov Squash Indonesia (PSI) Sumut, Amansyah, mengungkapkan bahwa mereka tidak mengetahui alasan pasti mengapa pihak manajemen hotel meminta mereka meninggalkan Hotel San Cemara Asri Medan.

Menurut informasi dari manajemen hotel, alasan pengusiran tersebut dikarenakan masalah administrasi yang belum selesai diselesaikan oleh pihak PB PON wilayah Sumut, yaitu Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora).

“Pukul 9 malam, pintu kami diketuk. Awalnya, atlet diminta untuk check-out malam itu juga. Kami bingung dan meminta konfirmasi kepada petugas KONI dan PB PON. Akhirnya kami bertahan hingga pagi dan check-out dari hotel pada pagi hari,” kata Amansyah di Medan pada Kamis (8/8).

Dampak dari insiden ini adalah atlet tidak dapat menjalani program latihan pagi karena takut barang-barang mereka dikeluarkan secara sepihak oleh manajemen hotel. Hal ini tentu memengaruhi kondisi mental dan psikologis atlet.

Pada saat perpindahan atlet ke Hotel Miyana, Ketua Bidang Pembinaan Prestasi Taekwondo Indonesia (TI) Sumut, Rahma Dewi, menegaskan kepada atlet dan pelatih untuk tidak terpengaruh oleh insiden tersebut, meskipun latihan pada pagi Kamis dibatalkan.

“Saya tetap menjaga psikologi anak-anak dan mengambil hikmah dari situasi ini. Kejadian tadi malam adalah hal biasa bagi saya, karena kita tidak menyalahkan Dispora. Mungkin saja ada hambatan di awal. Itu yang saya sampaikan kepada atlet,” ujar Rahma.

Manajer operasional Hotel San Medan, Jiro, menilai bahwa Dispora seharusnya merencanakan pemesanan kamar untuk atlet jauh-jauh hari. Pihaknya merasa bahwa Dispora tiba-tiba dan tidak memiliki kepastian di awal terkait mekanisme pembayaran.

Jiro menegaskan bahwa pihak hotel telah memberikan toleransi 3 hari 2 malam kepada Dispora untuk membayar biaya penginapan. Namun, Dispora tidak memberikan kepastian mengenai pembayaran, bahkan ketika batas waktu pembayaran telah habis.

Pihak hotel akhirnya meminta atlet untuk keluar dari kamar, namun karena toleransi yang diberikan, atlet dan pelatih diizinkan menginap satu malam lagi. Namun, pagi hari berikutnya, tidak ada tanggapan dari pihak Dispora Sumut mengenai pembayaran.

Jiro menyimpulkan bahwa pembayaran untuk tiga malam tidak dibahas lebih lanjut, dan panitia tidak memberikan jawaban apapun. Meskipun pihak hotel sudah mengizinkan atlet untuk menginap selama tiga malam.

Itulah gambaran mengenai insiden yang terjadi antara atlet dan pelatih Cabor Squash dan Taekwondo Sumut dengan manajemen hotel dalam rangka persiapan PON ke XXI. (wol/man/d2)

Editor AGUS UTAMA