Hyundai Motor Group telah mengumumkan rencananya untuk mengembangkan dan memproduksi sel baterai kendaraan listriknya sendiri sebagai respons terhadap kekhawatiran akan ketertinggalannya dalam perlombaan baterai. Langkah ini diambil setelah BYD, perusahaan mobil dan baterai raksasa asal Cina, memperkenalkan platform pengisian daya megawatt baru-baru ini. Hyundai Motor Group membentuk tim khusus di bawah divisi manufakturnya yang dikenal sebagai “B Task Force” yang terdiri dari para ahli teknik terkemuka untuk memimpin upaya pengembangan baterai internal. Meskipun Hyundai sudah memiliki tim baterai internal yang bekerja sama dengan pemasok baterai seperti LG Energy Solution dan SK On, perusahaan ini melihat perlunya berinvestasi dalam teknologi baterainya sendiri.
Tidak hanya Hyundai, produsen mobil lainnya juga telah mulai mengembangkan baterai secara internal. Toyota juga memproduksi baterai EV di Jepang dan membuka pabrik baterai di North Carolina senilai $14 miliar untuk memenuhi kebutuhan mobil hibrida, PHEV, dan EV. Pengembangan baterai internal memberikan banyak keuntungan bagi produsen mobil, termasuk pengoptimalan baterai untuk perangkat lunak dan arsitektur mobil, mengurangi biaya pemasok, meningkatkan kontrol atas bahan baku, serta mempercepat penelitian dan pengembangan.
Langkah Hyundai ini diambil setelah BYD mengungkapkan platform pengisian daya cepat di Cina. Platform Super e-Platform BYD mendukung pengisian daya hingga 1.000 volt, 1.000 ampere, dan 1.000 kilowatt, memungkinkan mobil listrik Han L dan Tang L untuk terisi penuh hanya dalam 5 menit. Inisiatif Hyundai untuk mengembangkan baterai sendiri merupakan langkah strategis untuk memastikan kemandiriannya dalam memenuhi kebutuhan baterai elektrik mobil mereka.