Uni Eropa Mempertimbangkan Pelarangan Serat Karbon: Apa Implikasinya?

by -25 Views

Produsen mobil menggunakan serat karbon sebagai cara untuk menjaga kendaraan mereka tetap ringan dan kuat. Bahan ringan ini sangat disukai oleh pembuat mobil sport dan mobil listrik karena daya tahannya serta penghematan berat. Namun, Uni Eropa menganggap serat karbon sebagai “bahan berbahaya” yang dapat memengaruhi puluhan produsen mobil. Amandemen yang diusulkan oleh Parlemen Eropa bertujuan untuk menambahkan serat karbon ke dalam daftar bahan berbahaya Uni Eropa, yang saat ini mencakup timbal, kadmium, merkuri, dan kromium heksavalen.

Menurut Uni Eropa, filamen serat karbon dapat tersebar di udara dan berpotensi berbahaya jika bersentuhan dengan kulit manusia. Sebagai hasilnya, serat karbon mungkin akan dianggap sebagai bahan berbahaya dan dilarang mulai tahun 2029. Produsen mobil, termasuk produsen mobil sport dan supercar, serta produsen mobil listrik seperti BMW, Hyundai, Lucid, dan Tesla, akan terkena dampak larangan ini.

Namun, reaksi pasar terhadap pengumuman Uni Eropa telah menyebabkan turunnya saham produsen serat karbon Jepang. Perusahaan Jepang seperti Teijin, Toray Industries, dan Mitsubishi Chemical menguasai mayoritas pasar serat karbon global. Merek Asia akan terkena dampak paling parah dari larangan ini, sementara Eropa akan terkena dampak pada sektor manufaktur serat karbon.

Meskipun serat karbon merupakan industri senilai $5,5 miliar pada tahun 2024, ada harapan bahwa sektor pesawat terbang dan otomotif akan menentang amandemen ini sebelum menjadi undang-undang. Hal ini menunjukkan bahwa larangan penggunaan serat karbon di Uni Eropa bukanlah keputusan akhir dan masih memerlukan pertimbangan lebih lanjut.

Source link