PT PLN (Persero) siap menjalankan arahan pemerintah terkait penyediaan listrik di Indonesia setelah disahkannya Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034. Ada penambahan kapasitas pembangkit listrik sebesar 69,5 Giga Watt (GW) yang harus direalisasikan sesuai dengan regulasi yang ada. Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menekankan pentingnya keterlibatan semua pemangku kepentingan dalam sektor ketenagalistrikan untuk mencapai tujuan tersebut. Hal ini juga sesuai dengan arahan Presiden Prabowo Subianto untuk mencapai swasembada energi.
PLN menyambut baik dan siap untuk menjalankan arahan pemerintah terkait implementasi RUPTL yang baru. Selain itu, sinkronisasi antara RUPTL dengan Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) dan Kebijakan Energi Nasional (KEN) juga diapresiasi karena diharapkan dapat lebih sesuai dengan keadaan di lapangan. Dengan tambahan kapasitas 69,5 GW, sebagian besar berasal dari energi baru dan terbarukan (EBT) seperti surya, air, angin, panas bumi, bioenergi, dan nuklir.
Investasi yang diperlukan untuk mewujudkan target RUPTL mencapai Rp 2.967,4 triliun, dengan sebagian besar porsi akan didominasi oleh Independent Power Producer (IPP) sebesar 73%. PLN sendiri diproyeksikan akan berinvestasi sebesar Rp 567,6 triliun, dengan fokus pada sektor EBT dan non-EBT. Dengan kerja sama semua pihak, diharapkan implementasi RUPTL 2025-2034 ini dapat berjalan lancar dan mendukung kebutuhan listrik Indonesia ke depan.