Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menambahkan proyek pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) berkapasitas 500 Megawatt (MW) ke dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) 2025-2034. Menurut Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Eniya Listiani Dewi, proyek PLTN pertama Indonesia akan dibangun di dua lokasi, yaitu Sumatera dan Kalimantan, dengan kapasitas masing-masing 250 megawatt (MW). Ini termasuk dalam konsep RUKN yang menargetkan kapasitas nuklir dapat mencapai 35 GW hingga tahun 2060, dengan model daratan yang diproyeksikan mencapai lebih dari 30 unit reaktor. Nuklir dijadikan sebagai solusi untuk baseload energi terbarukan. Pemerintah telah menetapkan target agar pada tahun 2032 proyek ini sudah terhubung dengan grid listrik nasional. Eniya juga menyampaikan bahwa dibutuhkan Badan Tenaga Nuklir RI (NEPIO) yang akan dibentuk melalui komunikasi antara pihak-pihak terkait. Pengembangan teknologi nuklir akan memerlukan sumber daya manusia (SDM) yang terampil dalam pengoperasian dan keselamatan PLTN. Semua standar pengembangan PLTN mengacu pada aturan yang ditetapkan oleh International Atomic Energy Agency (IAEA).
2 Wilayah RI Potensial Sebagai Lokasi Pembangkit Nuklir
