Daya beli masyarakat Indonesia masih tetap kuat, menurut Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Nathan Kacaribu. Data menunjukkan bahwa Indeks Kepuasan Konsumen (IKK) pada Februari 2025 mencapai 126,4, menunjukkan tingkat optimisme dalam konsumsi. Penjualan ritel juga mengalami pertumbuhan sebesar 0,5% (yoy), terutama dari penjualan suku cadang dan aksesori otomotif. Ini memberikan sinyal bahwa daya beli masyarakat tetap baik dan diharapkan dapat menjadi kontributor penting bagi pertumbuhan ekonomi di kuartal pertama tahun 2025.
Namun, dalam hal inflasi, berakhirnya kebijakan diskon tarif listrik menyebabkan inflasi Indonesia naik menjadi 1,03% (yoy) pada Maret 2025 dari kondisi deflasi 0,09% pada bulan sebelumnya. Meskipun demikian, inflasi tetap dapat terkendali terutama dengan stabilitas harga pangan selama bulan Ramadhan dan Idul Fitri. Meskipun ada peningkatan pada beberapa kelompok pengeluaran, seperti pakaian dan alas kaki menjelang Idulfitri, inflasi inti tetap stabil pada level 2,48% (yoy).
Sementara itu, harga yang diatur oleh Pemerintah mengalami deflasi sebesar 3,16% (yoy), yang lebih rendah dari bulan sebelumnya akibat berakhirnya tarif diskon listrik. Meskipun demikian, upaya kebijakan PPN DTP tiket pesawat menghasilkan deflasi pada tarif angkutan udara dari bulan ke bulan. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada beberapa fluktuasi, situasi ekonomi Indonesia tetap dalam kendali dan pemerintah terus berupaya untuk mempertahankan kondisi ini.